Air Terjun Kedung Gentong, Pesona Kampus Alam Watu Pawon AUB

oleh
Air terjun kedung gentong di Kampus Alam Watu Pawon AUB di Kemuning, Solo, Jawa Tengah - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Pesona kampus alam Watu Pawon AUB, di Dusun Watu Pawon, Kemuning, Karanganyar seakan menandaskan keindahan Wukir Mahendra (Gunung Lawu) di masa silam.

Kampus yang awalnya dipenuhi tanaman ilalang dan lebatnya pepohonan yang tidak terawat itu, kini menjadi taman bunga di atas bukit bebatuan.

Pengelolaan kampus alam tidak hanya tempat untuk edukasi para mahasiswa AUB, tetapi masyarakat umum juga diperkenankan mengenal lebih dalam berbagai kearifan lokal yang ada di Watu Pawon.

“Seperti tradisi rasulan yang di gelar setiap malam Jumat Legi dan Satu Sura, serta mengenal cerita tutur sejarah watu pawon,” kata Ketua Yayasan AUB Surakarta Anggoro.

Selain pesona alam, sejarah dan petilasan yang ada di kampus alam, air terjun Kedung Gentong yang airnya bersumber dari mata air di atas bukit Gunung Gong yang juga menjadi salah satu destinasi wisata para wisatawan datang ke Kampus Alam Watu Pawon AUB.

Air terjun Kedung Gentong,konon menjadi tempat pesiraman Prabu Brawijaya V saat berada di Watu Pawon.

Di lokasi itu juga terdapat pantangan bagi siapapun tak terkecuali warga desa, tidak diperkenankan mengambil ikan Mangut di sungai Watu Pawon. Beberapa kejadian aneh pernah dialami warga desa saat ia nekad melanggar pantangan mengambil ikan mangut yang ada di sungai.

“Usai diambil dan goreng, tak selang lama orang tersebut gila. Meski beberapa orang pintar sudah dimintai pertolongan namun tak kunjung hasil,” jelas Pak Sutarto, cucu mbah Karyo Suwito, sesepuh Dusun Watu Pawon yang meninggal di usia 126 tahun.

Lebih jauh diceritakan, beberapa tempat keramat yang ada di watu pawon diantaranya, air terjun Jolinti, sendang panguripan, gunung Gong dan Goa Watu Pawon.

“Masing-masing tempat memiliki cerita sendiri sendiri tetapi terkait antara satu dengan yang lainnya,” imbuh Tarto.

Pesona kampus alam Watu Pawon AUB memiliki sumber daya alam berlimpah ruah berupa sumber mata air. Sumber mata air tersebut tidak hanya menjadi sumber kehidupan bagi warga desa sekitar, tetapi juga dipergunakan oleh perusahaan air minum setempat untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat secara luas.

Melalui budaya kearifan lokal yang selama ini dibangun di Dusun Watu Pawon, AUB mengedukasi akan pentingnya menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.

“Agar di masa mendatang anak cucu kita masih bisa menikmati alam yang bersih,” ujar Anggoro. (JK)

KORANJURI.com di Google News