KORANJURI.COM – Pelaksanaan UNBK hari pertama di SMK PGRI 3 Denpasar berlangsung lancar dengan diikuti 742 siswa. UNBK di sekolah kejuruan Faforit di Denpasar itu diikuti oleh siswa dari kompetensi keahlian yakni, Akomodasi Perhotelan dan Tata Boga.
Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, I Nengah Madiadnyana mengatakan, sekolahnya baru pertama mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer. Namun persiapan yang dilakukan sudah sangat maksimal dengan simulasi dan gladi bersih.
“Ini untuk pemetaan kemampuan siswa dan integritas terhadap pelaksanaan ujian nasional. Kami sangat bersyukur hari pertama berjalan lancar,” jelas Madiadnyana, Senin, 2 April 2018.
Dalam menggelar ujian dalam jaringan (daring) itu, pihak sekolah menyiapkan 7 ruangan dan 275 komputer, ditambah komputer cadangan. Penyelenggaraan UNBK di SMK PGRI 3 Denpasar, dikatakan Madiadnyana, dilakukan secara mandiri di sekolah.
“Banyak hal yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan UNBK, terutama dari kebutuhan listrik dan koneksi jaringan internet, dan UNBK hari pertama ini tidak ada kendala,” jelas Madiadnyana.
Maka dari itu, jelas Madiadnyana, pihaknya menyerahkan hal yang terkait listrik kepada pemerintah. Sudah sewajibnya, kebutuhan listrik pada selama pelaksanaan UNBK tidak mengalami gangguan. Komitmen itu harus ditunjukkan Disdikpora Provinsi Bali bersama PLN sebagai penyedia kelistrikan.
“Harus ada komitmen, jika nanti pada pelaksanaan UNBK, tidak ada pemadaman atau daya listrik anjlok,” jelas Nengah Madiadnyana.
Set up yang dilakukan di SMK PGRI 3 Denpasar yakni menyiapkan 7 ruang dengan setiap ruangan diisi 40 unit komputer. Sesi pelaksanaan UNBK diadakan sebanyak 3 sesi.
Untuk UNBK hari pertama di SMK PGRI 3 Denpasar, pemantauan secara langsung dilakukan Inspektorat Pusat. Madiadnyana menjelaskan, pihaknya telah melakukan UNBK sesuai Pos UN. Pendapat inspektorat sendiri, menurut Madiadnyana, terkait sorotan jumlah siswa yang mengisi setiap ruangan UNBK.
“Disarankan setiap ruangan diisi 20 siswa. Kami mengisinya 40 siswa per ruangan,” jelasnya.
Namun, dikatakan Madiadnyana, hal itu tidak menyalahi POS UN. Yang tampak dari ruangan UNBK di SMK PGRI 3 Denpasar ukurannya tidak terlalu luas. Sehingga Inspektorat menyarankan untuk mengisi per kelas dengan 20 orang siswa.
“Ini menyangkut rehab ruang kelas untuk diperluas. Masukan itu kami tampung dan tetap melaksanakan sesuai koridor POS UN yang telah kami terima dari pemerintah,” jelas Madiadnyana. (Way)