KORANJURI.COM – Memasuki puncak kemarau, sumber-sumber mata air PDAM Purworejo mulai menyusut. Menyikapi hal itu, peran PDAM dalam melayani air bersih banyak merubah pola aliran.
Hal itu diungkapkan Direktur PDAM Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, ST, MSi, Jum’at (03/09/2021).
“Jadi mata air yang menyusut itu disisi oleh sumber-sumber air yang masih eksis. Seperti halnya di sumber air Tuk Songo, yang disuplai dari Bendung Boro dan Tawangrejo,” ujar Hermawan.
Untuk penambahan pelanggan baru, kata Hermawan, sementara dipending dulu untuk wilayah-wilayah Tuk Songo. Tapi untuk yang eksisting, tetap dibackup dari sumber lain.
Sehingga dengan efek itu, pelanggan PDAM diminta untuk secara bijaksana dalam menggunakan airnya. Pakailah air secukupnya.
“Semoga memasuki bulan Oktober hujan sudah mulai turun, sehingga sumber-sumber air bisa terisi lagi,” harap Hermawan.
Diungkapkan juga, selama musim kemarau, PDAM Purworejo bekerjasama dengan BPBD telah melakukan drooping air untuk wilayah dekat pesisir selatan di wilayah Grabag. Dalam sehari, 5 tangki air di drooping di Desa Bendungan, Trimulyo, dan sekitarnya, dengan mengambil air dari treatment Kutoarjo.
Tata cara permintaan drooping air, menurut Hermawan, dengan mengirim surat ke Bupati atau Kepala BPBD. Hal itu akan ditindaklanjuti oleh PDAM, dan pembiayaan di backup dari Pemda.
“Untuk daerah-daerah pegunungan, malah belum ada permintaan drooping air,” pungkas Hermawan. (Jon)