KORANJURI.COM – Sekolah penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), kembali menggelar uji simulasi yang berlangsung selama sepekan mulai 12-18 Februari 2016. Di SMA Negeri 1 Denpasar sebanyak 527 siswa mengikuti ujian simulasi tersebut.
Kepala sekolah setempat, Drs. I Nyoman Purnajaya, M.Pd., mengatakan, simulasi untuk mengukur kesiapan semua pihak baik siswa, proctor, teknisi maupun kesiapan teknis perangkat komputer yang digunakan.
“Simulasi bertujuan untuk mempelajari secara teknis maupun mental UNBK itu sendiri. Dari sisi siswa bisa lebih familier mengenali fitur yang ada di komputer saat UNBK,” jelas Nyoman Purnajaya, Rabu, 17 Februari 2016.
Selain itu sekolah juga mendapatkan umpan balik terkait kemampuan perangkat yang sudah disiapkan. Yang terpenting, menurut Purnajaya, kendala yang kemungkinan dapat muncul bisa terpecahkan sejak awal terutama kendala yang bersifat teknis.
Proses pelaksanaan UNBK, menurut Purnajaya, diawali dengan persiapan awal sebelum siswa masuk ke ruangan ujian. Proctor bertugas memastikan perangkat komputer dan server dalam kondisi siap pakai. Setelah itu, siswa baru diijinkan masuk ke ruangan ujian dan menempati bangku masing-masing.
Setiap siswa, dikatakan Purnajaya, memegang kata sandi berupa nomer digital yang akan dibubuhkan dalam proses login. Dengan kata sandi yang berbeda untuk setiap siswa, secara otomatis pula soal yang keluar di layar monitor juga berbeda satu dengan yang lainnya. Pola acak soal itu, memungkinkan siswa tidak dapat bekerjasama satu dengan lainnya meski jarak tempat duduk mereka berdekatan.
“Untuk UNBK ini kita tidak dapat menentukan berapa jumlah paket soal. Kita terima sesuai yang didownload dari server pusat yang ada di Jakarta. Jadi berbeda dengan ujian nasional paper based test yang terdiri dari 20 paket soal,” jelas Purnajaya.
Selama persiapan UNBK di sekolah eks RSBI itu, Purnajaya mengaku semua berjalan sesuai rencana. Namun bukan berarti tidak ada hambatan yang terkait masalah teknis. Mengingat, ujian dengan menggunakan perangkat teknologi ini secara nasional baru tahun kedua berjalan. Sehingga perlu penyesuaian dan evaluasi dalam perjalanannya.
“Kita tidak berani memastikan semua aman. Karena ini basisnya teknologi yang bisa saja terjadi tanpa diduga sebelumnya,” ungkap Purnajaya.
Purnajaya berpesan agar siswa cermat dan tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal ujian nasional berbasis komputer ini.
“Dalam simulasi ini siswa akan bagaimana menghindari kesalahan teknis yang berakibat merugikan dirinya sendiri. Kalau waktu belum habis tapi sudah logout, siswa tidak dapat login kembali,” jelasnya.
way