KORANJURI.COM – Sanur Village Festival XIV kembali digelar pada 21-25 Agustus 2019 di Pantai Matahari Terbit Sanur. SVF masuk 8 besar kegiatan kalender pariwisata nasional Kementerian Pariwisata RI.
Dari persiapan yang dilakukan hingga Minggu (18/8/2019) petang, telah mencapai sekitar 75 persen.
“Dipastikan rampung menjelang pembukaan yang rencananya dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Rabu (21/8/2019) petang,” jelas Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Senin, 19 Agustus 2019.
Tema yang diangkat tahun ini yakni, ‘Dharmaning Gesing’. Event itu, kata Gusde, menggerakkan berbagai komunitas dalam melakukan kreasi dan inovasi terhadap kemanfaatan tanaman bambu yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Bali.
Menurut Gusde, perhelatan Sanur Village Festival dapat mendongkrak okupansi hotel di wilayah Sanur. Pada semester I tahun 2019, tingkat hunian kamar hotel hanya 55 persen. Namun dengan adanya event tahunan ini, diharapkan dapat mendorong jumlah kunjungan wisata.
Gusde yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur bersama masyarakat Sanur, ingin terus memberikan sumbangsih bagi keberlanjutan pariwisata yang menjadi penopang ekonomi terbesar di wilayah Sanur.
Festival kali ini juga menyerahkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kesetiaan Pariwisata dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada tokoh dan Founder Santrian Group Ida Ratu Pedanda Gede Dwija Ngenjung atau dikenal dengan Ida Bagus Tjetana Putra.
Penyerahan tanda kehormatan dilakukan oleh Menpar Arief Yahya saat pembukaan festival.
Gusde mengatakan, panitia berupaya menerjemahkan tema ke dalam berbagai perangkat dan peranti di arena festival, mulai dari gerbang masuk hingga ke panggung utama yang didominasi bahan bambu.
“Memang, belum seluruh keinginan dapat terwujudkan, tetapi paling tidak upaya ini diharapkan memantik keinginan bersama untuk kembali memanfaatkan bahan ramah, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi dan kegunaannya,” kata Gusde.
Salah satu kolaborasi yang bakal ditampilkan pada malam pembukaan adalah kolaborasi musisi jazz Tanah Air, Indra Lesmana dengan seniman I Nyoman Windha bersama sekehe jegog yang menggunakan instrumen berbahan bambu.
”Ini merupakan pengalaman kedua saya bekerja sama dengan Pak Windha setelah 14 tahun berlalu,” kata Indra Lesmana.
Kolaborasi dengan Windha pernah dilakukan Indra dalam konser ’Megalitikum Kuantum’ di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana pada 2005 silam. Pada malam pembukaan nanti kolaborasi Indra dengan musik jegog akan menampilkan kejutan baru. (Way)