KORANJURI.COM – Dukungan terhadap kondisi pengungsi Gunung Agung bukan hanya terkait masalah bantuan logistik, kesehatan maupun ketersediaan lokasi pengungsian. Namun, dukungan doa juga dipanjatkan oleh seluruh elemen lintas agama yang ada di Bali.
Ribuan orang dari lintas agama berkumpul di Lapangan Puputan Renon, Sabtu, 30 September 2017. Pangdam IX/Udayana, Mayjend TNI Komaruddin Simanjuntak, menginisiasi kegiatan bernuansa spiritual tersebut. Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta hadir mewakili Gubernur Made Mangku Pastika.
Wagub Ketut Sudikerta menyatakan, alam Bali mulai bergolak perlu diredam dengan ikhtiar doa. Jika pun Gunung tertinggi di Bali itu meletus, kata Sudikerta tidak sampai menimbulkan banyak korban jiwa maupun harta benda.
“Hanya doa yang dapat meredam alam yang bergolak. Kita tidak tahu kapan Gunung Agung akan meletus, kita hanya bisa berdoa dan berupaya meminimalkan, terutama korban jiwa,” ujar Sudikerta, Sabtu, 30 September 2017.
Pangdam IX/Udayana, Mayjend TNI Komaruddin Simanjuntak menyatakan, aksi doa bersama itu menjadi bentuk eksistensi berbangsa dan bernegara.
“Intisari dari doa bersama ini agar pulau Bali selalu damai, tentram dan terhindar dari segala bencana dan musibah,” ujar Pangdam IX/Udayana, Mayjend TNI Komaruddin Simanjuntak.
Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, 51 desa dari 78 desa di Karangasem berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Dari evaluasi yang dilakukan hanya ada 27 desa yang berada di radius berbahaya jika Gunung Agung meletus.
“Yang berpotensi terkena awan panas dan lahar jika Gunung Agung meletus hanya 27 desa. Jumlah penduduknya sekitar 70 ribu jiwa pengungsi,” kata Gubernur Bali I Made Mangku Pastika usai menggelar rapat koordinasi di Karangasem, Jumat, 29 September 2017.
Jumlah pengungsi yang terus meningkat, menurut Pastika, disebabkan masyarakat yang berada di zona aman juga ikut mengungsi. Perkiraan KRB 1, 2 dan 3, ditambahkan Gubernur Pastika hanya ada sekitar 70 ribu orang. Hal itu, menurutnya, Ada kelebihan lebih dari 75 ribu pengungsi yang berasal dari 51 desa yang sebenarnya berada dalam zonasi aman. (*/Jud)