KORANJURI.COM – Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggaraan Kegiatan dan Events Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu mengaku, penyelenggaraan Bali Spirit Festival (BSF) di Ubud sudah menjadi ikon dan nilai tinggi untuk sebuah event.
Perjalanan yang sudah 16 tahun, kata Jemadu, membuktikan event tersebut sustain dan berkembang.
“16 tahun itu bukan waktu sebentar, di tengah ekonomi yang up and down, Bali Spirit Festival mengukuhkan diri tetap menjadi festival yoga terbesar,” kata Jemadu di Gianyar, Rabu (8/5/2025).
Festival yoga itu bukan hanya menjadi magnet buat para yogin dan yogini di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, peserta bukan saja didominasi dari eropa. Tapi para penekun Yoga asal China juga mulai tertarik untuk bergabung.
Menurut Jemadu, dengan semakin banyaknya peserta secara otomotis akan menggerakkan ekonomi sekitar, baik akomodasi perhotelan, jasa hingga vendor-vendor yang ikut terlibat di dalamnya.
“Kalau dalam 4 hari pelaksanaan dihadiri sekitar 8.000 peserta, sebut saja spending money per hari US$1000, tinggal hitung saja berapa uang yang berputar,” jelas Jemadu.
Bali Spirit Festival Ke-16 ini hadir kembali dengan venue di The Yoga Barn, Ubud, 8-11 Mei 2025. Noviana Kusumawardhani dari BSF mengatakan, selama empat hari pelaksanaan ada 150 kegiatan lokakarya dan workshop.
“Kegiatannya cukup padat, para peserta bisa mengikuti rangkaian kegiatan, seperti saya akan memberikan materi terkait kejawen, olah rasa spiritual,” kata perempuan yang akrab disapa Bude Novi ini.
Tema yang diangkat tahun ini adalah ‘follow your spirit’. Pihaknya mengajak peserta untuk kembali optimis menghadapi kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
“Rata-rata peserta yang hadir ada 1000-1.200 per hari, mereka berasal dari Eropa, Amerika, tapi dua tahun terakhir ini banyak juga yang dari China,” ujarnya.
Co-Founder Bali Spirit Festival I Made Gunarta berkomitmen festival untuk terus mengangkat Ubud dan Bali sebagai pusat wellness dunia.
Menurutnya, Bali Spirit Festival menjadi ruang bagi siapa pun untuk menemukan dan mengikuti panggilan jiwanya. Bali Spirit Festival ke-16 tidak hanya berdampak pada kenaikan ekonomi di Ubud akan tetapi juga di wilayah lain di luar Ubud.
“Melalui transformasi pribadi yang lahir dari festival ini, peserta diharapkan membawa energi positif kembali ke komunitas mereka,” ujar Made Gunarta saat pembukaan Festival di Padi Hotel Ubud. (Way)





