Resmikan RS Mata Bali Mandara, Gubernur Instruksikan Tangani 4 Ribu Pasien Katarak per Tahun

oleh
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika meresmikan gedung RS Mata Bali Mandara, Rabu, 26 April 2017 - foto: Wahyu Siswadi/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Gubernur Bali I Made Mangku Pastika berharap RS Mata Bali Mandara sanggup menangani operasi bagi 10 ribu penderita katarak setiap tahun. Gubernur Pastika mengatakan saat peresmian gedung RS Mata Bali Mandara, Rabu, 26 April 2017.

“Dengan fasilitas gedung dan sarana prasana yang lebih lengkap sekarang, kita berharap penanganan penderita katarak bisa empat kali lebih banyak,” jelas Mangku Pastika.

Sebelumnya, Pastika mengatakan, pada 2008-2009 penderita katarak di Bali tercatat sebanyak 56 ribu pasien. Sementara, penanganan setiap tahun hanya berkisar 3.000-4.000 pasien saja.

“Kalau setahun cuma 3.000-4.000 pasien saja kapan tuntasnya penderita pasien katarak di Bali. Maka dari itu, saya harapkan dengan kelengkapan sarana yang ada bisa meningkat lebih banyak lagi (penanganan katarak),” jelas Pastika.

Sementara, menurut Direktur RS Mata Bali Mandara Ni Made Yuniti, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mata, pihaknya memulai dengan perbaikan standar pelayanan, sumber daya manusia dan sarpras.

Rumah Sakit Mata Bali Mandara menjadi Rumah Sakit dengan standar pelayanan internasional dengan mengikuti standar akreditasi internasional dan telah bersertifikat ISO 9001:2008.

“Khusus peningkatan fasilitas Sarpras, Pemprov Bali komit mendukung pemenuhan Alkes hingga setuju pembangunan penambahan gedung baru,” jelas Yuniti.

Penambahan gedung di RS Mata Bali Mandara meliputi, basement yang dilengkapi dengan gudang, laundry dan bengkel. Lantai I terdapat ruang UGD, Poliklinik, Layanan Farmasi, Optik, Diagnosic Center dan laboratorium.

Pada lantai 2 terdapat ruang operasi sebanyak 6 ruangan dan lantai 3 merupakan ruang perawatan dengan 30 tempat tidur dan lantai 4 dilengkapi dengan ruang pertemuan dan administrasi.

Yuniti mengatakan, RS Mata Bali Mandara mendapatkan bantuan dari Pemerintah Australia berupa pembangunan gedung dan peralatan kesehatan yang sudah digelontorkan di tahap pertama. Kemudian, tahap kedua, dikatakan Yuniti, akan ada lag bantuan untuk pembangunan gedung dan alat kesehatan senilai Rp 30 milyar.

“Dokter dan perawat juga mendapatkan kesempatan belajar ke Australia untuk alih teknologi,” jelas Ni Made Yuniti.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News