KORANJURI.COM – Siswa-siswi SMK Muhammadiyah Purwodadi Purworejo dari kelas X dan XI mengikuti Pelatihan Perawatan Jenasah dalam kegiatan Pesantren Ramadhan, yang dilaksanakan selama dua hari, dari Senin (27/03/2023) hingga Selasa (28/03/2023).
Sebagai pemateri dalam pelatihan ini, Kepala SMK Muhammadiyah Purwodadi Purworejo, Sumarjo, S.Fil.I, M.Pd., didampingi Kaur Kesra Desa Purwodadi Kuswondo, yang memberikan materi tentang memandikan dan mengkafani jenasah. Sedangkan untuk materi kedua tentang sholat jenasah dan memakamkan jenasah, disampaikan guru PAI setempat.
Sumarjo menyebut, bahwa kegiatan tersebut betul-betul Projek Best Learning. Jadi anak-anak praktek secara langsung dan hasilnya berupa video pembelajaran lengkap dan bisa dinikmati oleh sekolah lain atau guru agama yang lain
“Meski ini bukan merupakan satu-satunya. Tapi paling tidak ada referensi ketika pemulasaraan jenasah itu seperti apa,” ujar Sumarjo, Selasa (28/03/2023).
Dalam pelatihan merawat jenasah ini, menurut Sumarjo, dimulai dari mentalqin jenasah sebelum wafat, kondisi sakaratul maut, sampai kemudian dimandikan, dikafani, disholati dan dimakamkan.
Dalam pelaksanaan pelatihan selama dua hari ini, kata Sumarjo, pada hari pertama kelas X memandikan dan mengkafani, kelas XI mensholati dan memakamkan. Dan dihari kedua, materi pelatihan dibalik. Di akhir sesi semua siswa mengikuti atau menyaksikan secara langsung bagaimana memakamkan jenasah, dengan mengantarnya hingga ke liang lahatnya.
Dalam prosesi pemakaman selama pelatihan ini, semua dilakukan siswa, dari pembawa jenasah, MC, wakil keluarga, wakil peziarah, hingga membacakan doa bagi jenasah sebelum dibawa ke makam. Dalam hal ini, siswa berlatih selama dua hari menggunakan bahasa Jawa.
“Disini siswa sebagai pelaku. Sehingga mereka menjadi paham betul tentang konsep bagaimana merawat jenasah yang mestinya mereka juga akan merawat orangtuanya atau saudaranya, atau untuk mengajarkan pada anak-anaknya nantinya. Intinya dalam perawatan jenasah ada empat, yakni memandikan, mengkafani, mensholati dan memakamkan,” ungkap Sumarjo.
Dari pengamatan Sumarjo, adanya pelatihan perawatan jenasah ini merupakan hal yang langka, bahkan di tingkat universitas sekalipun. Meski begitu, ada salah satu universitas di Magelang yang mensyaratkan, bahwa semua lulusan sebelum diwisuda wajib mengikuti pelatihan perawatan jenasah.
“Tujuannya untuk berbakti kepada orang tua, karena terakhir kan mengurusi jenasah orang tuanya dan supaya bermanfaat di masyarakat,” terang Sumarjo.
Dan selama pelatihan, ada penilaian berdasarkan pengamatan dan praktek, yang diambil dari absen, keaktifan dan praktek yang dilakukan.
“Harapannya anak-anak bisa memahami tentang bagaimana merawat jenasah yang rapi dan memanusiakan manusia walaupun sudah meninggal,” kata Sumarjo.
Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng H. Achmad Chamdani, S.Pd., M.Pd., sempat melakukan monitoring dan evaluasi pada hari kedua kegiatan pelatihan.
“Ini kegiatan pembelajaran Ramadhan dan P5 dimana dalam hal ini tentang perawatan jenasah. Semoga anak-anak kita bisa berbakti kepada orang tua dalam rangka perawatan jenasah,” kata Achmad Chamdani, di sela kegiatan.
Yang terpenting, ungkap Achmad Chamdani, selama kegiatan berlangsung nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti bertaqwa kepada Tuhan YME, kerjasama, maupun toleransi tercermin disitu.
“Semoga dengan hasil perawatan jenasah dalam kegiatan projek P5 ini, anak-anak karakternya menjadi lebih bagus, kerjasama timnya serta kedisiplinannya juga menjadi bagus,” pungkas Achmad Chamdani sambil menyebut, bahwa dalam perawatan jenasah P5 ini, semua pelajaran masuk. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS