Perusahaan Konsorsium Lirik Investasi Transportasi Massal Berbasis Kereta di Bali

oleh
Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Sejumlah investor mulai melirik rencana pengembangan dan pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta di Bali atau Bali Urban Rail and Associated Facilities.

Salah satu konsorsium yang tertarik memberikan pendanaan yakni, PT. Bumi Indah Prima. Perusahaan konsorsium itu telah menyerahkan dokumen kualifikasi kepada PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).

Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengatakan, minat investasi dengan penyerahan dokumen kualifikasi menunjukkan kejelasan progres pembangunan melalui investasi business to business.

“Pembangunan moda transportasi massal berbasis kereta menjadi rencana urgen untuk diwujudkan untuk mengatasi kemacetan,” kata Mahendra Jaya di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Rabu, 29 Mei 2024.

Menurutnya, Peraturan Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2024 berisi tentang penugasan kepada PT. Jamkrida Bali Mandara untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem angkutan umum berbasis kereta.

Pergub ini memberi amanat pada PT. Jamkrida Bali Mandara untuk membangun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah lainnya yaitu PT. SBDJ yang merupakan anak perusahaan PT. Bali Kerthi Development Fund.

“Pergub ini menjadi dasar hukum yang kuat bagi SBDJ untuk mewakili kepentingan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis kereta di Daerah Bali,” ujarnya.

Pembangunan transportasi massal berbasis kereta dipandang mendesak. Mengingat, jumlah kunjungan wisman ke Bali semakin meningkat.

Tahun 2023 jumlah wisatawan yang datang ke Bali mencapai 15.163.735 orang. Tahun 2024 ditargetkan mencapai 20 juta wisatawan.

“Jumlah wisatawan ke Bali diproyeksikan akan terus bertambah, maka Bali perlu ditata untuk menjaga kelestarian alam dan keunikan budaya Bali, serta wisatawan merasa aman dan nyaman,” kata Mahendra Jaya.

Mandeknya rencana membangun transportasi massal itu disebabkan oleh terbatasnya fiskal daerah. Maka muncul gagasan untuk melibatkan pihak swasta berinvestasi di Bali.

Dalam pelaksanaannya, Mahendra Jaya menekankan beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam penggarapan proyek ini.

“Tetap jaga kelestarian alam dan nilai-nilai kearifan lokal Bali. Gangguan terhadap aktivitas pariwisata dan ekonomi selama pengerjaan proyek juga mesti diminimalkan,” jelasnya.

Kegiatan itu dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI Suharso Monoarfa dan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia.

Hadir pula Deputi Bidang Industri dan Investasi, Rizki Handayani Mustafa yang mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Sementara Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengikuti kegiatan secara virtual. (Way)

KORANJURI.com di Google News