Pementasan Kolaborasi Budaya Peringati 60 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Jepang

oleh
Pembina Yayasan Widya Dharma Santhi, Profesor I Made Bandem (kanan), Konsulat Jenderal Jepang di Bali, Hirohisa Chiba (tengah) dan Makiko R. Iskandar (kiri) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang yang telah berjalan 60 tahun dirayakan dengan pementasan kebudayaan dari masing-masing negara. Di Bali, Yayasan Widya Dharma Santhi yang membawahi STIKOM Bali menjadi inisiator dalam kolaborasi budaya yang akan diadakan 26-28 Januari 2018 di Bentara Budaya Bali.

Pembina Yayasan Widya Dharma Santhi, Profesor I Made Bandem, memaparkan meski telah menjadi negara pusat teknologi dunia, Jepang tetap memiliki tradisi dan kebudayaan yang bertahan lestari sampai sekarang.

“Kami disini ikut merayakan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang sudah 60 tahun berlangsung,” jelas Prof. Made Bandem di STIKOM Bali, Kamis, 25 Januari 2018.

Ekspansi dunia kebudayaan pun, kata Bandem, tetap berkaitan dengan bidang pendidikan yang dibangun dan dikembangkan Yayasan Widya Dharma Santhi. STIKOM Bali memiliki kepentingan dalam kerjasama diplomatik antara RI-Jepang.

Menurut Made Bandem, peluang yang ada dimungkinkan untuk menembus kerjasama antara STIKOM dengan universitas yang ada di Jepang. Sedangkan, selama ini STIKOM Bsli telah membangun kerjasama dengan Malaysia melalui Help University.

“Ini baru awal kerjasama, agar Jepang mau menerima jurusan tenaga pengajar kita untuk mengambil S2 di Jepang,” jelas Made Bandem.

Sementara, Konsulat Jenderal Jepang di Bali, Hirohisa Chiba menyatakan, Indonesia menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang hubungan kerjasama. Foundation yang didirikan pemerintah Jepang di Indonesia melakukan banyak kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Salah satunya melalui Japan International Coorporasi Agency, pemerintah Jepang menyalurkan bantuan yang berkaitan dengan isu lingkungan dan penyelamatan pesisir laut.

“Kami membangun jogging track di Sanur dan Nusa Dua. Termasuk, penangkal abrasi di Tanah Lot,” jelas Hirohisa Chiba.

Penduduk Bali, dikatakan Chiba, saat menempati peringkat kedua terbanyak sebagai pelajar di negeri Matahari Terbit. Warga Bali yang berada di Jepang mencapai 67 ribu orang.

“Ini jumlah yang sangat besar,” ujar Hirohisa Chiba. (Way)

KORANJURI.com di Google News