MA An Nawawi Berjan Purworejo Wisuda 276 Siswa, Berikut Siswa Berprestasi

    


Pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan, Purworejo, KH Achmad Chalwani, saat memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi, dalam 'Pelepasan dan Penyerahan Siswa-siswa MA An Nawawi Berjan Angkatan XVI Kepada Pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan', Selasa (14/5) - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Sebanyak 276 siswa kelas XII MA An Nawawi Berjan Purworejo, mengikuti wisuda, yang dilaksanakan Selasa (14/5), di kampus setempat. Kegiatan ini dikemas dalam acara ‘Pelepasan dan Penyerahan Siswa-siswa Angkatan XVI Kepada Pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan’.

Wisuda ditandai dengan pengalungan samir dari masing-masing wali kelas, kepada para siswa dari tiga jurusan, Keagamaan/Ilmu-ilmu Agama (MAK) sebanyak 59 siswa, Ilmu Alam/Matematika dan Ilmu Alam (IPA) sebanyak 81 siswa, dan jurusan Ilmu Sosial/Ilmu-ilmu Sosial (IPS) sebanyak 136 siswa.

“Dalam wisuda, juga ada pemberian penghargaan kepada para siswa berprestasi,” jelas Hadi Suwignyo, S.Pd.I, Ketua Panitia.

Untuk peringkat 1 sampai 3 jurusan IPA, Anis Fuadah (269,5), Wahyu Ulin Ni’mah (253), dan Anis Deviyanti (246).

Peringkat 1 sampai 3 jurusan IPS, Siti Ida Fatmawati (294), Titik Nur Anisah (285,5), dan Tri Luhur Handayani (285,5).

Peringkat 1 sampai 3 jurusan MAK, Ahmad Fahrur Ridho (320,5), Mar’atussolikhah (315,5) dan Khotimatul Azizah (310).

Dan peraih nilai tertinggi 100, diraih Muhammad Akmad Kafi, siswa jurusan IIA, untuk mata pelajaran Ilmu Hadist. Pemberian penghargaan juga diberikan pada siswa berprestasi di bidang olahraga dan lainnya.

“Pemberian penghargaan dilakukan oleh KH Achmad Chalwani, pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan,” ungkap Hadi Suwignyo.

Menurut Kepala MA An Nawawi Berjan, Sahlan, S.Ag, MSI, siswa kelas XII yang diwisuda, banyak yang berasal dari luar daerah, seperti Jabar, Jatim, Sulawesi, Kalimantan, hingga Sumatera. Sebagian besar siswa, masih berstatus santri di Ponpes An Nawawi Berjan.

“Itulah kenapa, penyerahan kembali siswa ini, ke pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan. Karena tujuan awal mereka sebenarnya untuk nyantri. Dan antara kurikulum pondok dengan kurikulum formal ini masih mandiri dan belum terintegrasi,” jelas Sahlan.

Inilah, menurut Sahlan, yang membedakan pendidikan di Ponpes An Nawawi Berjan dengan pondok lainnya. Setelah dikembalikan ke pondok, mereka harus menyelesaikan pendidikan di ponpes terlebih dahulu.

“Ada beberapa pelajaran kemasyarakatan yang tidak didapatkan di pendidikan formal. Dan ini hanya bisa didapat berdasarkan pengalaman di masyarakat. Semoga, mereka bisa menjadi lebih baik lagi,” pungkas Sahlan. (Jon)