KORANJURI.COM – High Level Meeting (HLM) Tim Percepatan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bangli yang diselenggarakan pada 4 Maret 2021 lalu menghasilkan kesepakatan kerjasama perdagangan komoditas pangan antara Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan Kabupaten Bangli, Bali.
Kerja sama yang dijalin tersebut mencakup kegiatan perdagangan antara lain meliputi produk-produk pertanian dan peternakan.
Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, mengatakan, di Kabupaten yang ia Pimpin mengalami, surplus telur dengan produksi mencapai 35.000 ton/tahun. Sedangkan kebutuhan konsumsinya hanya 15.000 ton/tahun. Sehingga Bangli mengalami surplus telur sebanyak 20.000 ton/tahun.
Di samping telur, Bangli juga terkenal dengan produksi bawang dan sayuran yang bisa dijual ke pasar di Banyuwangi. Perdagangan bahan makanan ini diharapkan dapat menstabilkan harga.
“Apabila terjadi penurunan harga yang signifikan akibat stok yang berlimpah, maka dapat berdampak negatif terhadap upaya meningkatkan produksi,” kata Wayan Diar.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, kerja sama dua daerah sangat penting karena memiliki kepastian bahwa komoditas pangan dari daerah, akan terserap pasar dengan harga yang wajar.
Dalam hal ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkomitmen untuk mendorong kerjasama antar daerah untuk menstabilkan harga-harga dengan pasokan komoditas, khususnya komoditas pangan di wilayah Bali.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun menambahkan, kerjasama perdagangan diharapkan memberikan kontribusi pada upaya pengendalian inflasi.
“Kerjasama ini untuk menyalurkan komoditas pangan yang surplus dan memenuhi komoditas yang defisit,” kata Donny. (Way)