Jadi Irup di SMPN 26 Purworejo, Kabagren Berikan Motivasi Siswa

oleh
Kabagren Polres Purworejo Kompol Suprihadi didampingi Kepala Sekolah Kusnan Kadari, M.Pd., berfoto bersama sebagian siswa usai menjadi Inspektur Upacara di SMPN 26 Purworejo, Senin (08/08/2022) - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Ada pemandangan tak biasa di SMPN 26 Purworejo pada pelaksanaan upacara bendera Senin (08/08/2022) pagi. Kabagren Polres Purworejo Kompol Suprihadi, menjadi inspektur upacara (Irup), pada kegiatan tersebut.

Dalam upacara yang diikuti semua siswa, guru dan karyawan itu, Suprihadi yang didampingi tiga polisi wanita di sela upacara memberikan banyak materi yang ditujukan untuk para siswa, terkait Kamtibmas Kamseltibcar lantas serta motivasi dalam meraih cita-cita.

“Kita ajak siswa khususnya untuk menggunakan media sosial dengan baik sesuai kegunaan serta tidak mudah percaya dgn berita yang ada. Namun agar dipastikan kebenarannya agar tidak menjadi korban kejahatan maupun perpecahan antar warga,” ujar Suprihadi usai kegiatan.

Disampaikan pula tentang penggunaan helm pengaman dan tertib berlalulintas, yang penting dilakukan bukan karena takut polisi ditilang atau dirazia namun demi keselamatan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dimana jika terjadi kecelakaaan kepala akan terlindungi dari benturan dengan aspal.

“Selesai upacara dilanjutkan dengan pemberian motivasi khusus terhadap anak yang bermasalah, dengan mengingat orang tua. Saat pejamkan mata, meminta maaf atas khilaf dan salah, serta minta doa dan memohon ampunan kepada Tuhan agar lancar meraih cita-cita,” ujar Suprihadi.

Kusnan Kadari, M.Pd., selaku Kepala SMPN 26 Purworejo, menjelaskan, kedatangan Kompol Suprihadi dan tiga anggotanya itu untuk membantu sekolah dalam mengatasi masalah-masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan, terutama bagaimana berlalu lintas dan etika di jalan, menghadapi permasalahan di masyarakat serta kenakalan remaja.

“Juga ketidakpatuhan atau ketidaktertiban anak di sekolah, hubungannya dengan program Sekolah Adiwiyata,” kata Kusnan.

Pada para siswanya, Kusnan menekankan bahwa hari ini semua siswa sedang membuat sejarah, sejarah masa depan, sejarah mereka sendiri dan dimulai dari hari ini. Kelak tidak ada yang tahu siapa yang akan jadi orang baik, orang berpangkat, berjabatan sehingga semuanya akan menikmati itu.

“Silahkan bermimpi di siang hari, jangan bermimpi di malam hari. Karena apa? Kalau mimpi di siang hari itu artinya bisa dibuktikan dan diraih. Tapi kalau bermimpi di malam hari itu, itu sama halnya dengan melihat fatamorgana atau hanya melihat khayalan saja,” pesan Kusnan. (Jon)