Gubernur: Ekonomi Berdikari Landasan Pembangunan Bali Era Baru

oleh
Gubernur Bali Wayan Koster saatmembuka Seminar 'Aktualisasi Kepemimpinan Bung Karno Dalam Bali Era Baru, Senin (6/6/2022) di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menekankan pembangunan ekonomi harus terus berjalan. Namun, tanpa membangun infrastruktur sebagai pondasinya, ekonomi tidak akan berjalan maksimal.

Menurutnya, sebagai daerah wisata dunia, Bali wajib memiliki infrastruktur memadai. Tidak saja untuk pariwisata tapi juga untuk menumbuhkan pusat perekonomian baru.

Simpul-simpul itu diharapkan akan mengimbas kepada lingkungannya. Sehingga multiplier effect lebih luas dan menjadi perekonomian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

“Itulah sebabnya, begitu dilantik menjadi Gubernur Bali, Saya langsung menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang berakar dari budaya Bali dan melaksanakan pembangunan secara seimbang antara Bali Selatan, Utara, Timur, Barat dan Bali Tengah,” kata Wayan Koster di Denpasar, Senin (6/6/2022).

Penataan pembangunan Bali menuju Bali Era Baru, kata Koster, sesuai prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Hal itu menurut Gubernur, diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur mulai Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Shortcut Singaraja-Mengwitani, Tol Jagat Kerthi Bali.

Pelabuhan Segitiga Sanur di Kota Denpasar, Pelabuhan Segitiga Sampalan di Nusa Penida, Klungkung, Pelabuhan Segitiga Bias Munjul di Nusa Ceningan, Klungkung, Bali Maritime Tourism Hub, Bendungan Sidan, Bendungan Tamblang danTuryapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali.

Gubernur memaparkan hal itu saat membuka Seminar ‘Aktualisasi Kepemimpinan Bung Karno Dalam Bali Era Baru, Senin (6/6/2022) di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar.

Dalam bulan Bung Karno ini, Koster menyebut Bung Karno tidak saja mewariskan nilai-nilai besar, , tapi juga mewariskan pembangunan fisik yang sangat monumental.

“Jadi Bung Karno itu adalah sosok yang sangat komplit, memiliki pengetahuan dengan membaca referensi yang cukup banyak, sehingga beliau bisa merumuskan bagaimana masa depan Indonesia, ideologi Indonesia dengan Pancasila,” kata Koster.

Penguatan ekonomi lokal masyarakat Bali juga diangkat dalam program besar menuju Bali Era Baru. Hal itu menurutnya, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan ekonomi di era moderen.

“Inilah yang akan Saya lawan di Bali dan Saya akan tampilkan Garam Bali, Arak Bali, Beras Bali, Endek Bali, Busana Adat Bali, Aksara Bali dan semuanya Bali,” jelasnya.

Pelaksanaan itu sesuai Pergub Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/Atau Destilasi Khas Bali.

Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali, dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali. (Way)

KORANJURI.com di Google News