KORANJURI.COM – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda menjelaskan, pemulihan ekonomi Bali menunjukkan perkembangan positif. Meskipun, polanya masih melandai. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy).
Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021. Meskipun mengalami penurunan harga, beberapa komoditas pangan justru tercatat mengalami kenaikan, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam.
Dalam jangka pendek, empat komoditas yang perlu diantisipasi menjelang Hari Raya Nyepi adalah, telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit. Hal ini terutama disebabkan oleh periode perayaan Nyepi yang berlangsung pada triwulan I.
“Dimana pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya,” kata Rizki dalam acara high level meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Karangasem, Senin, 8 Maret 2021.
Berdasarkan pantauan harga pada 10 komoditas utama di Pasar Amlapura Timur melalui sistem informasi harga pangan utama dan komoditas strategis (Sigapura), rata-rata kumulatif inflasi tahunan cabai rawit, daging babi dan minyak goreng, terbilang masih tinggi (>8%). Sehingga, perlu mendapat perhatian terutama menjelang Hari Raya Nyepi.
Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan yakni, pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
TPID menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi sebelum pelaksanaan hari raya Nyepi. Mendorong kerja sama antar daerah, mendorong pembentukan BUMD pangan; dan pemanfaatan aplikasi digital dalam teknologi pertanian dan penjualan hasil pertanian.
Menindaklanjuti rapat tersebut, TPID Kabupaten Karangasem menyepakati langkah strategis kecukupan stok pangan di Kabupaten Karangasem yakni, gerakan gemar menanam bahan pangan di lahan kosong dan pekarangan masyarakat.
Gerakan ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan setiap rumah tangga di Kabupaten Karangasem secara mandiri. (Way/*)