KORANJURI.COM – Untuk menghadapi ujian sekolah yang direncanakan akan berlangsung awal Mei 2023, SMPN 13 Purworejo memberikan motivasi pada siswa kelas 9 dengan menghadirkan Ustadz Deden Hamzah dari Purworejo sebagai motivator.
Pemberian motivasi dikemas dalam kegiatan Sosialisasi dan Motivasi Ujian Sekolah, Rabu (25/01/2023), di halaman sekolah setempat. Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Deden menyampaikan keprihatinannya dengan perkembangan anak-anak muda jaman sekarang.
“Kita bisa lihat, sebenarnya keprihatinan anak ini dimulai faktor utamanya adalah orangtua. Dulu, kenakalan anak dimata orangtua, sekarang kenakalan orangtua dimata anak. Anak bisa menjadi begini karena faktor utamanya pada orangtua,” ujar Ustadz Deden dihadapan siswa dan wali siswa kelas 9.
Ada kebebasan waktu, kata Ustadz Deden, sehingga orangtua tidak bisa ngontrol, sehingga anak bebas mempergunakan hp/gadgetnya, dengan melihat hal-hal yang tak sepantasnya. Sebagai orangtua harus ada sinergi antara sekolah dengan pihak orangtua, bagaimana pola-pola di rumah, MoU di rumah, SOP (standar operasional prosedur) di rumah.
Sehingga jika orangtua tegas, Ustadz Deden yakin, pola ke bawah bagus. Makanya kekuatan ada di tangan orangtua. Banyak masalah ada di tangan orangtua. Setelah orangtua, barulah ke anaknya. Bagaimana solusi kedepannya, anak memiliki skill, spiritual yang bagus, punya motivasi kedepan, ekspektasi, harapan-harapan kedepan. Anak harus memiliki itu.
“Tugas guru, bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, experience, dan transfer off skill serta transfer of spiritual untuk anak-anak jaman sekarang. Kalau nggak ada kajian atau sentuhan dari orangtua, guru dan faktor dari luar, anak akan semakin brutal,” ujar Ustadz Deden.
Untuk membangun spiritual dari pihak orangtua, menurut Ustadz Deden, dengan meningkatkan ibadah sholat 5 waktu yang berfungsi untuk menjaga kemungkaran dan kemaksiatan. Tingkatkan untuk sentuhan Qur’annya, dimulai dari sekolah, orangtua dan lingkungan.
“Dengan motivasi tingkat tinggi, bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, maka semakin kita mudah untuk melangkah. Kesuksesan itu bukan dari manusia, tapi dari Tuhan,” ungkap Ustadz Deden.
Kegiatan sosialisasi dan motivasi dalam menghadapi ujian sekolah tersebut, menurut Sarjono, M.Pd., Waka Kurikulum, dilakukan dalam rangka untuk sukses ujian sekolah tahun pelajaran 2022/2023.
“Harapannya agar prestasi siswa dalam menempuh ujian sekolah nanti bisa meningkat,” ujar Sarjono.
Seperti diketahui bersama, kata Sarjono, selama pandemi ini kemauan atau minat siswa untuk sekolah menurun. Jadi perlu diberi Motivasi agar nanti ujiannya bisa sukses. Orangtua juga dihadirkan biar mereka tahu kondisi siswa.
“Karena ada, siswa yang pamitnya sudah berangkat ke sekolah, tapi ternyata tidak sampai sekolah,” ungkap Sarjono, di sela kegiatan.
Selama ini, menurut Sarjono, prestasi akademik SMPN 13 Purworejo tidak mengecewakan. Dalam artian, sama dengan sekolah-sekolah lain di seputaran Kutoarjo. Untuk non akademiknya juga bagus. Beberapa waktu lalu, siswa SMPN 13 Purworejo ada yang mendapat juara 1 silat tingkat propinsi. Pada olahraga voli, juga ada siswa yang ikut lomba hingga ke Aceh.
Bagaimanapun juga, Sarjono menyebut, bahwa pendidikan merupakan kewajiban dan tanggungjawab bersama, bukan hanya sekolah. Berbagai upaya dilakukan sekolah supaya siswa siap dalam menghadapi ujian sekolah, yakni dengan mengadakan les dan tambahan materi pelajaran untuk semua mapel.
“Karena ujian sekolah itu ada rangkaiannya, yakni, ujian praktek dan TUC,” terang Sarjono.
Kepala SMPN 13 Purworejo, Achmad Yulianto, S.Pd., juga berharap, dengan adanya sosialisasi dan motivasi ini, nantinya siswa bisa sukses dalam menghadapi ujian sekolah.
“Harapannya nanti prestasinya lebih baik dan sekolah meningkat mutunya. Untuk motivasi, juga perlu dibuat untuk orangtua juga, supaya mereka bersemangat, secara bersama-sama untuk mengejar prestasi masing-masing untuk bekal nanti pasca lulus sekolah,” kata Achmad Yulianto.
Dia menyebut, untuk syarat kelulusan, berdasarkan POS ujian sekolah tahun lalu, diantaranya kehadiran minimal 85 persen, ikut semua pembelajaran dibuktikan dengan nilai raport dari semester 1 hingga 6, serta mengikuti semua ujian yang dilaksanakan, baik praktek maupun tertulis. Penentuan nilai untuk tahun kemarin, tidak boleh ada nilai dibawah 50 bagi semua mapel, dan rata-ratanya minimal 65.
“Berdasarkan koordinasi dengan bagian kurikulum akan kami naikkan minimal nilainya 55. Dan rata-ratanya masih tetap 65. Kami optimis bisa tercapai. Mudah-mudahan dengan motivasi ini bisa meningkatkan prestasi sekolah,” pungkas Achmad Yulianto. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS