Catatan Ringan: Yan Daulaka
KORANJURI.COM – Jika berkaca pada jam terbang sebagai pemain atau pelatih, maka dipastikan nama seorang Widodo Cahyono Putro alias WCP atau Wiwid jauh lebih berpengalaman dibanding Yogie Nugraha yang hanya berprofesi sebagai pelatih fisik dan berlatar belakang instruktur fitnes.
Namun perbandingan pengalaman keduanya untuk menentukan hasil laga Bali United kontra Persita Tangerang pada matchday ke-20 seri 4 BRI Liga 1 2021/2022, Senin (16/1/2022) sore di Stadion Ngurah Rai, Denpasar tidak menjadi jaminan pasti, jika Widodo yang notabene adalah legenda hidup sebagai striker tajam dimasanya ini bakal menang mengalahkan Serdadu Tridatu.
Deretan prestasi individu dan pengalamannya bermain di beberapa klub tanah air ataupun Timnas, bolehlah mengunggulkan coach Widodo, termasuk gelar pelatih asal Cilacap ini sebagai bintang pencetak gol terbaik nan indah ke gawang Kuwait pada Piala Asia 1996 ini yang memang tak bisa disepelekan.
Meski begitu, nama besar dan segudang prestasi plus pengalamannya juga tak bisa memastikan jika pasukannya bakal unggul mengalahkan Bali United yang untuk sementara waktu ditangani seorang Yogi, sang rival yang mengisi pos sementara coach Stefano ‘Teco’ Cugurra dilaga ini.
Lihat saja, karir kepelatihan Yogi Nugraha juga cukup mentereng, meski jabatannya sebagai pelatih fisik. Namun untuk urusan menorehkan prestasi, pelatih asal Bogor, Jawa Barat ini tak bisa dianggap remeh. Dia pernah merasakan dua kali juara Liga I Indonesia bersama dua tim berbeda. Pertama Yogi Nugraha turut membantu pelatih Teco dan tim Persija Jakarta juara Liga I Indonesia 2018.
Lalu kedua dia turut terlibat membawa Bali United juara Liga 1 tahun 2019. Kala itu Yogi membantu Teco yang telah pindah melatih Bali United. Ini artinya, tangan dingin Yogi meramu fisik para penggawanya tak bisa diremehkan kala berhadapan dengan skuatnya Widodo yang punya segudang pengalaman itu.
Jangan lupa pula, Widodo pernah menangani Bali United sejak musim 2017 saat menggantikan Hans Peter Schaller yang dipecat karena alami dua kekalahan beruntun di awal kompetisi. Ditangan pelatih 52 tahun ini, Fadil Sausu dkk cukup bertaji, bahkan saat itu mereka hampir tampil sebagai juara.
Sayang, di akhir musim mereka mengoleksi poin yang sama dengan Bhayangkara FC yang akhirnya keluar sebagai juara karena menang head to head.
Tampil apik di musim itu, kontrak Widodo diperpanjang oleh manajemen Bali United hingga 2019. Kendati di awal-awal liga Bali United tampil garang, namun di akhir musim tampil kelimpungan dengan tiga kekalahan beruntun.
Bersama Serdadu Tridatu, Widodo memimpin 69 laga. Hasilnya tak terlalu buruk yakni mengoleksi 33 kemenangan, 16 hasil imbang dan 20 kali mengalami kekalahan. Tim yang ia pimpin juga mampu melesakan 126 gol dengan jumlah kebobolan sebanyak 90.
Pertandingan yang paling berkesan adalah saat ia mampu mengantar timnya menghancurkan Arema FC dengan skor 6-1 di Stadion Dipta pada Oktober 2017 . Sementara kekalahan paling menyakitkan adalah dibantai Persebaya Surabaya 2-5 di kandang pada 18 November 2018 lalu.
So, siapa yang menang dilaga ini, prestasi maupun pengalaman tetap saja tak bisa dijadikan tolak ukur untuk bisa membuktikan siapa diantara keduanya yang ternyata paling hebat. Bisa Widodo dengan pendekat cisadanenya saat ini ataukah sang pelatih fisik serdadu tridatu ini lagi yang bisa menunjukan karyanya tanpa Teco? Nantikan saja hasil pertandingannya.