KORANJURI.COM – Sydiving berskala internasional bakal digelar di Bali pada 21-25 Juni 2022 di Pantai Mesari Seminyak, Kabupaten Badung.
Kegiatan itu mentargetkan 60 penerjun payung asing ditambah 10 dari Persatuan Terjun Payung (PTP) Angkatan Udara yang merupakan anggota Komite Terjun Payung FASI, dan Instruktur dari Pusdik Kopasgat, Bandung.
Bali International Boogie 2022 ini mentargetkan peserta asing dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Chilie, Jerman, Kuwait, Mesir, Perancis, Qatar, Rusia, Seychelles, Ukraina, Uni Emirat Arab, maupun United Kingdom.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menjelaskan, event minat khusus ini menunjukkan bahwa Bali siap menerima kunjungan wisatawan asing. Termasuk menjadi tuan rumah pelaksanaan event-event internasional yang lain.
“Para skydiver itu pasti memiliki komunitas media sosial yang besar di seluruh dunia. Kita harapkan mereka menginformasikan Bali kepada para followers, sehingga informasi tentang kondisi Bali saat ini akan sampai juga kepada masyarakat dunia,” kata Tjok Bagus Pemayun dalam keterangan pers di Denpasar, Kamis, 12 Mei 2022.
Terjun payung non kompetisi ini mengambil tagline ‘Jump in Paradise’ dengan 4 kategori penerjunan yakni, free fall atau terjun bebas perorangan, Belly/formation skydiving atau terjun bebas formasi group, wingsuit dan tandem atau terjun wisata udara.
Ketua Singkawang Aerosport Club Bambang Setiawan mengatakan, dalam pelaksananya nanti, penerjunan dilakukan 4 kali sehari dari ketinggian 15.000 feet. Peserta akan diangkut dengan pesawat CR 295 dan Hercules yang lepas landas dari Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Selama event berlangsung, total jumlah penerjunan akan dilakukan sebanyak 15 kali dan satu hari sebagai cadangan apabila terjadi penundaan penerjunan akibat faktor cuaca.
“Soal cuaca sudah pelajari cuaca sejak 3 tahun sebelumnya, itu yang digunakan parameter terjun, dan semua harus perfect,” jelas Bambang Setiawan atau Iwan.
“Kalau angin dibawah terdeteksi melebihi ketentuan, maka (penerjunan) akan ditunda sementara,” tambahnya.
Dalam kegiatan internasional itu pihaknya bukan hanya menampilkan kepiawaian para penerjun dunia tapi juga memberikan pesan go green kepada masyarakat dunia. Menurut Iwan, panitia juga menggandeng desa adat di Seminyak dan Legian.
“Kita tetap harus menjaga tradisi dan adat masyarakat setempat. Kita juga mengatur agar titik darat para peterjun jauh dari tempat persembahyangan atau Pura yang ada lokasi acara, jadi selain go green kita juga menghormati kearifan lokal yang ada,” jelas Iwan. (Way)