KORANJURI.COM – Setelah freatik pertama pada 11 Mei 2018 lalu, Gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah dinihari tadi kembali menunjukkan aktifitasnya.
2 kali gunung paling aktif di dunia itu mengalami letusan freatik. Pertama terjadi pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 01.25 Wib. Letusan berlangsung selama 19 menit dengan ketinggian asap 700 meter teramati dari pos Babadan.
Kemudian letusan freatik kedua berlangsung pada 21-5-2018 pukul 09.38 Wib selama 6 menit. Tinggi asap 1.200 meter dengan angin condong ke arah Barat.
“Hujan abu tipis terjadi Srumbung, Kaliurang dan Kemiren pasca letusan freatik kecil yang pertama,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Sedangkan letusan kedua diperkirakan jatuh di daerah sekitar barat di wilayah Kabupaten Magelang dengan jarak yang tidak jauh dari puncak Gunung Merapi.
Sutopo menambahkan, pasca letusan, kegempaan yang terekam di beberapa Pos Pengamatan, Gunung Merapi tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan. Aktivitas kegempaan dan vulkanik tidak ada lonjakan.
PVMBG tetap menetapkan status Normal (level I). Tidak ada kenaikan status dari Gunung Merapi. Masyarakat dihimbau tetap tenang.
“Tidak perlu panik dan masyarakat belum perlu mengungsi. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa serta mengantisipasi hujan abu di sekitar Gunung Merapi,” himbaunya.
Kegiatan pendakian Gunung Merapi direkomendasikan hanya sampai di Pasar bubrah kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Dijelaskan lagi, kondisi morfologi puncak Merapi saat ini rawan terjadi longsor. Sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan pendaki. (*)