KORANJURI.COM – Pemerintah Kota Denpasar menegaskan komitmennya mempercepat pengaktifan Kampung Kuliner Serangan. Saat ini, pengelolaan kawasan kuliner tersebut masih dalam proses koordinasi dengan Desa Adat Serangan dan Kelompok Kerja (Pokja) yang baru terbentuk.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti mengatakan, pihaknya tengah menunggu proposal kebutuhan dari Pokja Kampung Kuliner Serangan.
Pengajuan itu untuk menindaklanjuti berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh UMKM.
“Kami masih berproses dengan Desa Adat dan menunggu proposal dari Pokja. Untuk air, kami sudah koordinasikan dengan PDAM, dan fasilitas lain akan kami usahakan lewat CSR,” kata Riyastiti di Denpasar saat dikonfirmasi.
Riyastiti menegaskan Pemkot tidak ingin Kampung Kuliner Serangan hanya berfungsi sebagai sentra penjualan ikan bakar. Kawasan tersebut diharapkan menjadi pusat kuliner yang beragam dan mampu menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.
“Kami tidak ingin ini hanya menjual ikan bakar saja. Kami ingin menjadi pusat kuliner yang variatif, ada makanan khas Serangan hingga kuliner kekinian,” katanya.
Tunggu Tender PDAM, CSR Jadi Opsi Pendukung
Menurutnya, pasokan air PDAM menjadi prioritas utama. Namun, proses tersebut masih menunggu penyelesaian tender PDAM tahun ini.
“PDAM masih proses tender, kami sudah masukkan sebagai program prioritas,” kata Riyastiti.
Selain PDAM, Pemkot juga membuka kerjasama sponsorship dan CSR. Beberapa pihak disebut telah menyatakan dukungan. Namun proses masih menunggu kelengkapan badan hukum dari pengelola atau Pokja yang baru dibentuk Desa Adat Serangan.
Ia berharap proposal dari Pokja yang dibentuk Desa Adat Serangan dapat segera masuk agar proses akselerasi dapat berjalan.
“Kami minta proposalnya bisa segera disiapkan. Kami ingin segera mengaktifkan Kampung Kuliner Serangan,” ujarnya.
Setelah resmi dikelola Desa Adat, maka Pemkot akan mendukung promosi dan pengembangan menu unggulan khas Serangan.
“Desa Adat lebih mengetahui warganya yang berhak mengisi kios. Kami ingin bersama menciptakan kawasan kuliner yang menarik, kreatif dan kekinian. Nanti kami bantu promosikan juga,” katanya.
Tak Pernah Batasi Satu Lapak 2 Pedagang
Riyastiti menegaskan Pemkot Denpasar tak pernah mengarahkan agar satu lapak ditempati dua pedagang. Semua keputusan diserahkan kepada Desa Adat dan Pokja yang mengaturnya.
“Setelah kami serahkan ke desa adat, monggo mari kita kelola sama-sama. Desa adat lebih tahu siapa warganya yang perlu. Kampung Kuliner harus ada khas serangan dan makanan kekinian yang masuk pangsa anak muda juga,” jelasnya.
Kura Kura Bali selalu Dukung Warga Serangan
Kadis Pariwisata Ni Luh Putu Riyastiti menyebut BTID Kura Kura Bali senantiasa mendukung warga Pulau Serangan dan Pemkot Denpasar dalam mengaktivasi Kampung Kuliner Serangan.
Kura Kura Bali siap mengarahkan support ke Kampung Serangan ketika mulai ditempati para pedagang.
“Mereka (BTID ) sangat support, kemarin mereka sudah ngobrol dengan saya, maunya kami bertemu lagi untuk diskusi lanjutan,” kata Kadispar Riyastiti.
Menurutnya, BTID Kura Kura Bali juga ingin agar Kampung Kuliner segera terkelola sehingga bisa mensupport mereka nanti saat kawasan mereka mulai running.
“Kami sudah bicarakan itu, saya sama BTID itu sangat support, kami juga dekat dengan mereka, sehingga kami sering berdiskusi. Kami terus dorong desa adat Serangan agar sama-sama terus berproses,” katanya.
BTID Kura Kura Bali akan menjadi satu diantara sponsor yang siap mengerahkan dukungan kepada para pedagang di Kampung Kuliner saat beroperasi nanti. (*/Way)





