Sing Main-Main-Pithechantropus Hadirkan Cinderamata Made in Bali

oleh
Event JNE Ngajak Online 2023 di Denpasar yang mendorong UMKM dan UKM di Bali untuk mempromosikan produknya secara digital melalui kolaborasi - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Brand clothing ‘Sing Main-Main’ yang lahir karena ketidaksengajaan. Pemilik dan pencetus ide Sing Main-Main, Go Andik menuturkan, bisnis yang ia tekuni saat ini muncul lantaran ‘kecelakaan’.

Justru dari ketidaksengajaan itu, ia menemukan ungkapan yang umum di Bali untuk dijadikan brand clothing. Sing Main-Main, yang berarti tidak main-main dikelola secara serius dan produknya mulai diterima pasar.

“Saya mulai memproduksi sejak 2019. Nama sing main-main sebenarnya umum di Bali dan sering kita dengar. Ide itu tercetus saat saya mencari keris untuk gift. Setelah setengah hari mencari akhirnya dapat dan tercetus, ini keris sing main-main,” kata Go Andik di Denpasar, Rabu, 30 Agustus 2023.

Go Andik yang merupakan content creator dan owner Sing Main-Main itu menjadi salah satu narasumber ‘JNE Ngajak Online 2023’. Denpasar menjadi kota kesepuluh event JNE yang mengajak UKM go digital.

Bisnis yang bergerak untuk clothing dan merchandise ini, promosinya dibangun melalui media sosial. Sekali lagi, Go Andik mengungkapkan, digitalisasi produknya juga terjadi karena tidak sengaja.

“Berawal dari support kegiatan pemuda di Banjar saat Nyepi, disitu banyak yang ngetag nama saya, padahal saat itu sing main-main sendiri belum punya akun Instagram. Akhirnya, dari situ saya mulai menggunakan sosial media,” kata Go Andik.

Sedangkan, Brand Manager Pithechantropus & Ethnology Boby Eko mengungkapkan, bisnis clothing dan aksesoris itu diawali sejak era analog atau berdiri sejak tahun 1990. Kemampuannya bertahan hingga 33 tahun tak lain karena terus beradaptasi dengan hal-hal baru.

“Yang paling utama pelanggan itu tidak mau dikecewakan. Kita menampilkan keaslian produk, jadi antara offline dan online itu harus sama,” kata Boby.

Digitalisasi menurutnya, cara efektif untuk membranding dan menyebarluaskan informasi terkait produk yang dihasilkan.

“Dari cara digital ini lebih banyak orang yang mengetahui dibandingkan dengan cara analog misalnya melalui buku atau cara manual yang lain,” ujarnya.

Sementara, Head of JNE Roket Indonesia Luthfi Safitri Zein mengatakan, peserta yang merupakan UKM di Kota Denpasar cukup antusias mengikuti event yang ada. Acara yang digelar itu untuk mendekatkan dengan UMKM.

Menurut Luthfi, JNE Roket memfasilitasi kebutuhan UMKM untuk pengiriman kepada pelanggannya. Harga yang ditawarkan dimulai dari 10 km pertama senilai Rp 10 ribu dan jarak selanjutnya dihitung Rp 1.500/km.

“Kita ingin membentuk komunitas UMKM disini. Jarak maksimal pengiriman 15 km dan itu bisa dilakukan melalui aplikasi roket Indonesia yang bisa diunduh di play store,” kata Luthfi. (Way)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News