Keren, Siswa SMK ii Kutoarjo Rakit Listrik Tenaga Surya

oleh
Unit listrik tenaga Surya yang dirakit siswa SMK ii Kutoarjo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Inovasi terus dilakukan SMK Institut Indonesia (ii) Kutoarjo di Purworejo, Jateng. Setelah berhasil merakit mobil listrik, siswa-siswi SMK ii Kutoarjo kembali berinovasi merakit listrik tenaga surya.

Menurut Kepala SMK ii Kutoarjo, Shinta Kusumastuti, ST., M.Pd., listrik tenaga surya adalah energi listrik yang dihasilkan dari cahaya matahari. Cahaya matahari ini ditangkap dan diserap oleh papan segi empat yang disebut panel surya.

“Panel surya tersebut terbuat dari dioda semikonduktor yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik,” ungkap Shinta, Sabtu (27/05/2023).

“Kami akan terus mencoba berinovasi dengan teknologi-teknologi terapan yang bermanfaat dan terjangkau oleh masyarakat.

Shinta menyebut, biaya perakitan listrik tenaga surya cukup murah, sekitar Rp 2 juta untuk 1 unit. Dengan biaya itu sudah bisa dihasilkan listrik dengan tegangan 230 volt, lebih tinggi dibandingkan tegangan listrik rumah tangga yang hanya 220 volt.

Satu unit listrik tenaga surya yang dirakit siswanya, kata Shinta, terdiri dari empat komponen yaitu panel surya berukuran 40 x 60 cm yang berfungsi untuk menangkap cahaya, modul sel surya untuk mengolah energi cahaya menjadi energi listrik yang masih berarus DC, inferter untuk mengubah listrik arus DC ke AC, dan yang terakhir adalah batre litium 230 volt untuk menyimpan daya listrik yang dihasilkan dari panel surya.

Satu unit panel surya yang dirakit SMK ii ini, jelas Shinta, bisa mengasilkan energi listrik 500 watt. Ini bisa membantu rumah tangga untuk menghidupkan penerangan rumah atau menyetrika.

“Tetapi jika menginginkan energi yang lebih besar bisa menambah unit lagi atau menambah ukuran panel surya dan batere lithiumnya,” terang Shinta.

Dijelaskan, bahwa umur panel surya buatan SMK nya 20-30 tahun, sesuai dengan umur modul surya yang digunakan. Dan selama masa tersebut membutuhkan penggantian infenter sebanyak satu kali.

Ditambahkan, bahwa SMK ii Kutoarjo siap membantu masyarakat untuk mengurangi beban tagihan listrik dengan rakitan instalasi panel suryanya. Sangat disayangkan jika energi matahari yang berlimpah tidak dimanfaatkan dalam teknologi terapan yang bisa dimanfaatkan secara massal untuk membantu masyarakat.

Menurut data yang dimiliki, kata Shinta, di semua wilayah di Indonesia rata-rata mempunyai paparan sinar matahari 4.8 Kwh/m2/hari. Jika ini bisa dimanfaatkan dengan baik seharusnya masyarakat bisa menikmati listrik murah. Karena isu yang sensitif ditengah masyarakat selain kenaikan sembako adalah kenaikan BBM dan kenaikan tarif dasar listrik.

“Kami akan terus mencoba berinovasi dengan teknologi-teknologi terapan yang bermanfaat dan terjangkau oleh masyarakat,” pungkas lulusan teknik elektro Universitas Gajah Mada itu. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News