UNESCO Effect Bikin Desa Jatiluwih Banjir Penghargaan, Tahun ini Raih Green Destination di Prancis

oleh
Desa Wisata Jatiluwih di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan merupakan areal persawahan berundak dengan luas mencapai 19 ribu hektar. Desa Jatiluwih memiliki sistem pengelolaan air yang dikenal dengan sebutan sistem subak yang membuatnya dikenal sebagai penghasil padi terbaik di Pulau Dewata. Jatiluwih ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Desa Jatiluwih kembali mendapatkan penghargaan dunia dengan meraih top 100 destinasi hijau internasional. Desa Jatiluwih mendapatkan penghargaan sebagai destinasi berkelanjutan terbaik dunia.

Penghargaan itu diterima oleh pengelola desa wisata Jatiluwih di Montpellier, Prancis. Desa dengan persawahan berundak itu mengalahkan kompetitornya dari 60 negara dengan lebih dari 600 peserta.

Jatiluwih berhasil menembus daftar elit dengan kisah inspiratif berjudul ‘Green Miracle in a Cultural Heritage Living Museum’.

Kepala pengelola DTW Desa Jatiluwih John Purna menerima penghargaan di ajang International Top 100 Stories di Montpellier, Prancis – foto: Ist

“Penghargaan ini milik seluruh masyarakat Jatiluwih. Kami menjaga tradisi bukan untuk dikenang, tapi untuk dijalani bersama generasi mendatang,” keterangan Kepala Pengelola DTW Desa Jatiluwih John Ketut Purna dari Prancis, Selasa, 30 September 2025.

Seleksi green destinations sangat ketat. Kriteria internasional mengukur tentang keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, hingga tata kelola.

Setiap destinasi dituntut bukan hanya bercerita, tapi membuktikan dampak nyata di lapangan. Jatiluwih membuktikan bahwa harmoni antara alam, budaya, dan masyarakat bukan sekadar visi, melainkan realita keseharian.

Prestasi itu, kata John Purna, melengkapi deretan pengakuan internasional Jatiluwih. Sebelumnya, desa tersebut dinobatkan sebagai Best Tourism Village in the World oleh UN Tourism (2024).

“Destinasi wisata bisa mendatangkan kesejahteraan tanpa mengorbankan akar budaya dan alamnya,” kata John.

Usai menerima penghargaan prestisius di Prancis, pengelola DTW Desa Jatiluwih barcelona juga mendapatkan undangan ke Beijing dan Barcelona, Spanyol untuk mempresentasikan destinasi unggulan di Bali itu.

Jatiluwih, yang terkenal dengan sawah teraseringnya, diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 29 Juni 2012. (Way)