KORANJURI.COM – Venue Sthala Ubud Village Jazz Festival tetap menampilkan suasana pedesaan. Kontur tanah yang asimetris di Sthala Ubud, Lodtunduh, Gianyar, menjadi unik untuk dibuat panggung pertunjukan.
Selain itu, di areal venue juga terdapat aliran sungai dengan posisi menghadap ke arah barat. Diana Surya, space and artistic designer mengungkapkan, para pengunjung event tahunan musik jazz itu juga disuguhi dengan panorama sunset.
BACA JUGA
Sthala Ubud Village Jazz Festival Boyong Perangkat Audio Sora System dari Solo
“Venue sama, tapi jalan masuknya yang akan berubah, kita punya venue di aliran sungai yang menghadap barat, sehingga ada sunset feeling saat acara mulai di pukul 16.30 WITA,” kata Diana Surya, Kamis, 25 Juli 2024.
Ruang artistik venue tahun ini juga dikemas berbeda dari tahun sebelumnya. Namun, pihaknya tetap mengangkat nuansa asri pedesaan dengan material bambu.
“Kita akan bermain video art juga dengan video mapping. Kita juga berkolaborasi dengan 110 seniman perempuan Bali untuk hiasan lentera di sekitar venue,” kata Diana.
Ubud Village Jazz Festival (UVJF) tahun ini berubah nama menjadi Sthala Ubud Village Jazz Festival. Pertunjukan akan digelar selama dua hari, 2-3 Agustus 2023.
Selama festival berlangsung total akan ada 17 pertunjukan di tiga panggung yang ada. Dalam sehari ada 8 pertunjukan. Diana mengatakan, tiga panggung itu dibangun dengan ukuran besar, menengah dan kecil.
Sthala UVJF yang memasuki tahun ke sebelas mendatangkan sejumlah musisi jazz asal Jerman. Bigband itu akan perform dengan jumlah anggota 23 orang.
Klick Swantara Putra yang juga penata artistik panggung mengungkapkan sejumlah tantangan mendirikan bangunan di bidang yang tidak rata. Terutama untuk panggung subak yang berada di alur sungai.
“Tantangannya di subak stage, bagaimana kita tidak kehujanan tapi juga tidak mengganggu alam. Tiga panggung itu ukuran besar giri stage, menengah padi stage dan subak stage,” kata Klick.
“Venue yang ada bisa menampung sampai 1.500 audiens,” tambahnya. (Way)