KORANJURI.COM – Penyaluran KUR di Bali hingga September 2025 tercatat Rp8,03 triliun. Namun, UMKM masih dihadapkan pada tantangan seperti kualitas debitur, literasi keuangan hingga digitalisasi UMKM yang terbatas.
Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza mengatakan, kendala penyaluran KUR perlu dievaluasi termasuk, menyusun aturan pelaksanaan penyalurannya.
“Di sini perlu juga melihat kendala yang dialami oleh Bank penyalur mendukung pencapaian penyaluran KUR di akhir tahun 2025 dan tahun 2026,” kata Helvi saat Rakor penyaluran KUR di Denpasar, Kamis, 6 November 2025.
BPD Bali telah menyalurkan KUR 61% di sektor produksi dengan penyaluran KUR kepada penerima perempuan sebesar 51,34%. Menurut Helvi, ada diversifikasi pembiayaan dan dukungan penyaluran KUR yang inklusif.
Di sisi lain, lebih dari 97% unit usaha di Bali merupakan UMKM dan mayoritas adalah usaha mikro. Pembiayaan mikro di Bali juga menunjukkan perkembangan yang positif. Dominasi kredit mikro sebesar 40,93% dari total kredit UMKM dan 17,45% dari total kredit perbankan.
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, pertumbuhan Bali triwulan III 2025 sebesar 5,88% yoyatau lebih tinggi dari nasional 5,04% yoy.
“UMKM adalah penopang perekonomian Bali terutama di sektor pariwisata, dengan akmamin, perdagangan dan transportasi, yang tetap tumbuh kuat,” kata Erwin.
Menurutnya, ekonomi Bali yang tumbuh pesat berarti mendatangkan devisa untuk ekonomi nasional.
“Kami berharap UMKM jadi agent of transformation menuju ekonomi Bali yang hijau, inklusif dan berdaya saing global,” jelas Erwin. (Way)





