KORANJURI.COM – PPK 2.6 dari Satker PJN 2 Wilayah Jawa Tengah, yang wilayah kerjanya sepanjang jalur Daendels atau jalan lintas selatan mulai dari ruas Wawar hingga Congot (perbatasan Purworejo-DIY) dan ruas Jladri-Tambakmulyo (Puring, Kebumen) hingga Wawar (Mirit, Kebumen) sepanjang 66 km, kini tengah melaksanakan proyek IJD (Inpres Jalan Daerah) di Kebumen.
Muhammad Syaiku, Koordinator Lapangan PPK 2.6 menyebutkan, di tahun anggaran 2023 pihaknya melakukan kegiatan di ruas dengan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan dengan pembersihan saluran, pengendalian tanaman, pembersihan jembatan serta pemeliharaan jalan jembatan di sepanjang jalur wilayahnya.
“Kita juga dipercaya untuk menangani Jembatan Gantung dan Proyek IJD yang bersumber dari APBN di Kabupaten Purworejo dan Kebumen,” jelas Syaiku, Jum’at (03/11/2023), di kantornya.
Proyek IJD di Kebumen ini berada di ruas Mirit-Tambakmulyo, tepatnya mulai Mirit hingga perempatan Petanahan sepanjang 27 km, dengan nama kegiatan Rehabilitasi Jalan.
Berkonstruksi beton rigid berketebalan 25 cm, proyek ini dikerjakan oleh PT Yudha Cakti, PT Aneka Bangun Sarana dan PT Aditya APK (KSO) dengan nilai proyek mencapai Rp 125,4 milyar. Proyek dimulai 10 Oktober 2023 dengan masa kerja 360 hari kalender dengan sistim multi years atau melewati tahun anggaran.
“Proyek baru dimulai. Kegiatan saat ini pengukuran di lapangan dan pekerjaan pelebaran. Progres baru 0,16 persen,” ungkap Syaiku
Diungkapkan, kondisi jalan tersebut sebelumnya sudah rusak dan perlu penanganan berdasarkan usulan dari daerah dengan sumber dana dari APBN.
Lebar jalan semula 5,5 meter nantinya akan menjadi 6 meter dengan bahu jalan masing-masing 1 meter.
“Harapannya setelah proyek IJD tersebut selesai, transportasi menjadi lancar, mobilisasi dari Purworejo, Kebumen hingga Cilacap lebih lancar dari sebelumnya. Juga untuk akses jalur-jalur wisata sepanjang pantai lebih mudah,” jelas Syaiku.
Untuk proyek di Kabupaten Purworejo yang ditangani PPK 2.6, sebut Syaiku, pembuatan jembatan gantung yang menghubungkan wilayah Pucangagung di Bayan dan Tursino di Kutoarjo. Pekerjaan tersebut kini sudah selesai dengan menelan anggaran Rp 2,1 milyar. Jembatan gantung ini memiliki panjang 96 meter dan lebar 1,8 meter dan dikerjakan oleh CV Kharisma Aditama.
Setelah jadi, kata Syaiku, jembatan ini memiliki nilai strategis untuk menunjang pengembangan ekonomi masyarakat Desa Pucangagung di sektor pertanian.
Dengan adanya jembatan ini masyarakat menjadi lebih mudah mengakses lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian dengan cara yang lebih aman.
“Masyarakat dapat memangkas jarak tempuh menuju lahan pertanian yang semula melalui jalan memutar sejauh 7 km menjadi 100 m,” terang Syaiku.
Dan yang melatarbelakangi dibangunnya jembatan gantung ini, menurut Syaiku, akses masyarakat Desa Pucangagung menuju ke lahan pertanian harus menyeberangi sungai. Pada saat musim hujan masyarakat menempuh jalan setapak memutar sejauh 7 km untuk menyeberang menuju lahan pertaniannya. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS