KORANJURI.COM – Sebanyak 150 peserta, mengikuti pertemuan Pokja Kampung KB dan Forum Musyawarah Kampung KB, Rabu (29/11), bertempat di gedung PKP-RI, Purworejo. Para peserta terdiri dari dinas/instansi, camat, TP PKK, kades, PPKBD, ka UPT, dan PL KB.
Pertemuan yang dibuka secara resmi oleh Kepala DinsosdukKBPPPA Kabupaten Purworejo, Dra. Eni Sudiyati, MM itu, menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan, DinsosdukKBPPPA, serta Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan.
Dalam sambutannya, Eni mengatakan, bahwa keberhasilan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga, tidak dapat dipisahkan dari upaya penggerakan di tingkat lini lapangan. Hal tersebut ditandai dengan upaya peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat terhadap program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga.
“Program KB, menjadi salah satu upaya pokok yang harus dilakukan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk,” kata Eni.
Adanya kampung KB, merupakan gerakan dari program-program KB yang mampu bersinergi dengan program lain, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, UKM, dan lainnya, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di kampung KB.
Eni menambahkan, adanya kampung KB, akan membangun masyarakat yang sejahtera dari tingkat keluarga dan diharapkan manfaat program KB dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama di wilayah masyarakat kategori miskin.
“Dan kegiatan ini untuk menindaklanjuti dari pencanangan kampung KB, dengan memberdayakan masyarakat sesuai potensi yang ada, untuk kesejahteraan mereka,” terang Eni.
Tujuan dari kegiatan itu sendiri, kata Eni, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan stake holder, dan forum musyawarah kampung KB, serta memberikan penyuluhan dan informasi kepada masyarakat tentang program KB.
Eko Paskiyanto, APi, MM, Kabid Kelautan dan Perikanan dari Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan, apa yang menjadi respon atau keinginan masyarakat, akan ditindaklanjuti secara nyata, dengan melihat potensi yang ada.
“Misalnya, untuk daerah di pesisir, yang merupakan daerah nelayan, bisa dibantu dengan alat penangkapan, budidaya, atau lainnya,” jelas Eko.
Sebenarnya, kata Eko, dari pihaknya sudah memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat, seperti bantuan benih, bibit, peralatan, sarana produksi, penangkapan, pengolahan, maupun bantuan fasilitas pemasaran. Hanya saja, dengan adanya kampung KB, lebih disinergikan.
” Harapannya, program KB bisa jalan, dan masyarakat bisa lebih sejahterah dengan kegiatan perekonomian yang mendukung mereka,” ujar Eko. (Jon)