KORANJURI.COM – Pengelolaan TPA Suwung yang akan dirubah menjadi sumber energi terbarukan direspons oleh sejumlah investor. Penjajakan yang dilakukan Pemprov Bali menghadirkan 31 calon investor dalam program Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Sarbagita, Senin, 2 Desember 2019.
Konsep revitalisasi TPA Sarbagita Suwung bukan hanya penataan agar lebih nyaman untuk warga dan ramah lingkungan. Tapi juga untuk mengatasi peningkatan volume sampah di Bali dengan metode Waste to Energy (WTE).
Terkait
Sampah di TPA Suwung Nantinya Bakal Diolah Jadi Sumber Energi Terbarukan
Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra menyatakan, investor yang hadir dalam market sounding menunjukkan minat yang tinggi terhadap pengelolaan sampah di TPA Suwung menjadi energi terbarukan.
“Pemprov Bali mengambil langkah nyata untuk penanganan sampah TPA Suwung yang akan dikelola dengan teknologi tepat guna agar menghasilkan energi listrik,” jelas Dewa Made Indra, Senin, 2 Desember 2019.
Dikatakan, persoalan sampah di TPA Suwung sudah berlangsung puluhan tahun. Sejumlah investor sempat terlibat dalam penanganan sampah disana. Hanya saja, persoalan itu tak kunjung teratasi sampai sekarang.
Menurut Sekda, melalui Kementerian terkait, pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap penanganan TPA Suwung dengan solusi menggandeng pihak swasta maupun BUMN.
“Untuk menuju ke arah itu, seluruh proses harus kita laksanakan termasuk kegiatan market sounding yang kita gelar hari ini,” jelas Sekda Dewa Made Indra.
“Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster benar-benar serius menangani persoalan sampah TPA Suwung yang belakangan menjadi polemik,” tambahnya.
Market sounding PSEL Sarbagita Suwung diisi dengan paparan Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Permukiman, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Haryo Bekti Martoyoedo, S.T., M.Sc.
Haryo Bekti menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para investor terkait skema kerjasama yang cocok dalam penanganan TPA Suwung. Permasalahan sampah di TPA Suwung tidak bisa diselesaikan dengan metode lama.
“Ke depan perlu lahan lagi, itu kan membutuhkan dana yang besar, dan mencari lahan susah. Karena itu perlu ada pemahaman bersama bahwa ada satu metode baru untuk mengolah sampah,” kata Haryo.
Menurutnya posisi TPA Suwung yang berada di dekat bandara sangat vital untuk kelangsungan pariwisata Bali. Pariwisata membutuhkan kebersihan.
“Mudah-mudahan ini yang terakhir dan harus ada hasilnya,” jelas Haryo.
Ketua Komisi III DPRD Bali I Kadek Diana hadir dalam acara itu. (*/Way)