KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster ingin armada transportasi pendukung industri pariwisata di Bali punya standarisasi yang jelas.
“Bukan hanya kendaraannya yang harus punya standar keamanan dan kenyamanan, namun supirnya pun harus distandarisasi,” jelas Koster di Jayasabha, Denpasar, Senin, 4 Maret 2019.
Koster menerima audensinya pengurus DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali. Dikatakan, estetika juga sangat penting karena akan menjadi wajah dan citra Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia.
Selama ini, moda transportasi di Bali kurang tertata dengan baik karena belum ada regulasi yang jelas. Padahal, menurut Koster, jika ditangani serius, jasa transportasi bisa jadi simbol keramahtamahan pariwisata Bali.
“Seperti ini lho Bali, yang ramah, teratur dan disiplin,” ujar Koster demikian.
Pemprov Bali saat ini tengah menyusun kebijakan terkait standarisasi kelayakan, kenyamanan dan umur kendaraan pariwisata. Termasuk juga, mengatur tentang desain dan interior kendaraan agar menunjukkan ciri khas budaya Bali.
“Harus ada branding tersendiri untuk Bali,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, Organda menyatakan banyak kendaraan luar Bali yang beroperasi sebagai kendaraan pariwisata. Bahkan ada yang menetap di Bali.
“Akan kita tertibkan. Pokoknya yang ilegal-ilegal akan kita tertibkan. Apalagi yang seperti itu bisa menggerus angkutan lokal kita,” jawab Koster.
Sementara, ketua DPD Organda Bali Ketut Eddy Dharma Putra kebijakan standarisasi terhadap angkutan pariwisata juga banyak dikeluhkan wisatawan. Eddy menyebut, salah satunya adalah umur kendaraan yang sudah terlalu tua
“Ini sangat mengurangi kenyamanan dan keamanannya pun tidak terjamin,” terang Eddy. (*)