Kemunculan Keraton Agung Sejagad di Purworejo Bikin Heboh, Sang Raja Klaim Menguasai Dunia

    


Pimpinan Keraton Agung Sejagad, Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya, Kanjeng Ratu Dyah Gitarja - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Masyarakat Purworejo, belakangan ini digemparkan dengan keberadaan Keraton Agung Sejagad, yang berlokasi di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jateng.

Keberadaan keraton ini, ditandai dengan bangunan semacam keraton (pendopo) yang belum selesai pembangunannya. Di sebelah utara pendopo, ada sebuah sendang (kolam) yang keberadaannya sangat disakralkan.

Di lokasi tersebut, juga ada sebuah batu prasasti bertuliskan huruf Jawa, dimana pada bagian kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada semacam simbol. Prasasti ini disebut dengan Prasasti I Bumi Mataram.

Terkait
Keraton Agung Sejagat Ditolak Warga, Dandim Sebut Ilegal

Kemunculan Keraton Agung Sejagad ini mulai dikenal publik, setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya, yang dilaksanakan dari Jum’at (10/1) hingga Minggu (12/1).

Prasasti I Bumi Mataram - foto: Sujono/Koranjuri.com

Prasasti I Bumi Mataram – foto: Sujono/Koranjuri.com

Keraton Agung Sejagad, dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuwun, yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu, yang memiliki nama Dyah Gitarja. Dari informasi, pengikut dari Kraton Agung Sejagad ini mencapai sekitar 450 orang.

“Keberadaan kami adalah menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit sejak tahun 1518, sampai tahun 2018. Acara Wilujengan Keraton Agung ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa,” kata Totok, yang bergelar sangat panjang, dalam jumpa persnya Minggu (12/1) sore.

Perjanjian 500 tahun tersebut dilaksanakan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa terakhir Imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang-orang barat di Malaka pada tahun 1518. Maka setelah perjanjian tersebut berakhir, kekuasaan harus dikembalikan ke tanah Jawa.

Totok menyampaikan, bahwa sudah saatnya kekuasaaan agung yaitu Bangsa Jawa membawa zaman yang penuh kesengsaraan dan perbudakan ke zaman penuh kebahagiaan dan kemuliaan. Seluruh umat manusia akan dibebaskan dari perbudakan global yang dijalankan oleh sistem jahat yang disebut Bank Central.

Totok, yang mengaku memiliki trah Wangsa Sanjaya ini menjelaskan, adanya Keraton Agung Sejagat ini akan memperbaiki kemerosotan sistem dunia yang meliputi sistem kedaulatan, sistem bernegara dan sistem pemerintahan. Tidak hanya itu. Kemerosotan sistem dan pola pikir manusia juga akan diperbaiki.

“Pola pikir ini meliputi bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan militer yang akan kita benahi,” ujar Totok.

Totok juga mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh negara di dunia. Dan tatanan terbesar di dunia ini adalah kekaisaran dan terkecil adalah berbentuk republik.

Keraton Agung Sejagad, menurut Totok, juga memiliki alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen dunia yaitu united nation, serta memiliki International court of justice dan defense council. Dan, pentagon adalah Dewan Keamanan Keraton Agung Sejagad, bukan milik Amerika.

Menanggapi adanya Keraton Agung Sejagad ini, Jumeri, seorang warga Pogung Jurutengah yang rumahnya bersebelahan dengan Keraton Agung Sejagat mengatakan, bahwa sejak dulu tidak pernah ada sejarah di Pogung ada kerajaan.

“Yang ada itu keraton jin di belakang sana. Terus terang, kami merasa sangat terganggu, karena kegiatan mereka itu tengah malam nyanyi-nyanyi sambil tepuk tangan jadi suaranya membuat warga terganggu. Dan saya sudah mengingatkannya beberapa kali,” ujar Jumeri. (Jon)