KORANJURI.COM-Perilaku sosial kemanusiaan tidak hanya bersedekah harta benda dan tolong menolong antar sesama. Tetapi dalam bersedekah kita juga dapat lakukan kepada orang yang sudah meninggal sebagai ladang amal kelak nanti saat kita berada di akherat.
Seperti apa yang dilakukan oleh Y. Joko Tirtono, S.H, pengacara senior asal kota Salatiga, Jawa Tengah yang bersama 9 orang temanya secara tulus iklas tanpa pamrih membersihkan kuburan sebagai bentuk giat sosial di dalam mereflexsikan diri antara batin cipta, rasa dan karsa.
Setiap hari Jumat mulai pukul 14.00WIB sampai dengan selesai Tirtono bersama sembilan orang temanya bersih bersih makam.
‘ Baik makam para leluhur yang sudah dikenal ataupun makam yang belum ia kenal. Tak terkucuali kuburan mangkrak yang tidak terawat ‘ Jelas Y.Joko Tirtono dalam keteranganya.
Tirtono, banyak pengalaman terjadi di kuburan. Tidak hanya salah satu anggotanya pernah kesurupan, tetapi ia juga kerap di sangka berniat tidak baik saat berada di dalam komplek makam membersihkan kuburan.
‘ Tak jarang banyak kuburan yang sudah rata dengan tanah. Untuk mencegah agar jangan sampai hilang selamanya, kemudian diuruk kembali dengan tanah ‘ Terangnya.
Y. Joko Tirtono dan teman temanya yang berjumlah sembilan orang memiliki semboyan wali sanga. Bagi dia hujan dan panas tak menghalangi niatnya untuk beramal tenaga membersihkan kuburan. Tak jarang ada juga masyarakat yang meminta pertolonganya menebang pohon angker.
Kegiatan sosial bersih bersih kuburan di akui dia sebagai cara untuk mengingatkan komunitasnya kepada kemantian. Ada hidup dalam kematian dan ada kematian dalam hidup.
Dengan terus mengingat adanya kematian, manusia akan eling dan memiliki rasa syukur, jika hidup di dunia hanya sesaat. Kelak di kehidupan yang akan datang itulah manusia memulai kehidupan panjangnya sampai akhir dunia. tukas ketua relawan bersih bersih kuburan./jk
