Dilepas Bupati, Kirab Budaya Hari Jadi Purworejo ke 192 Disambut Antusias Warga



KORANJURI.COM – Bupati Purworejo RH Agus Bastian SE MM, secara resmi melepas Kirab Budaya yang diikuti 16 bergada (pasukan) dari 16 kecamatan se Kabupaten Purworejo, Senin (27/02/2022), di jalan RAA Tjokronegoro depan pendopo.
Dalam iring-iringan kirab, Bupati dan Ibu Fatimah Verena Prihastiyary SE berada di kereta terdepan, diikuti kereta yang mengangkut Forkopimda. Kemudian diikuti Kepala Perangkat Daerah yang menunggang kuda, serta para camat yang juga menunggang kuda, masing-masing diikuti puluhan prajurit.
Kirab melewati rute sejauh lebih kurang 4 km, dimulai di depan pendopo, belok kiri melewati lampu merah Hotel Intan, pertigaan eks Pasar Suronegaran, lampu merah Plaza, posis tugu, pasar Baledono, Pegadaian, SMPN 2, dan kembali finish di depan pendopo.
Sepanjang jalan yang dilalui, masyarakat tampak antusias menyaksikan kirab. Hampir setiap warga masyarakat serta anak-anak menyambut Bupati Purworejo dengan istri di kereta kencana dengan melambaikan tangan.
Beberapa kali juga banyak warga masyarakat yang meminta foto bersama Bupati. Bahkan ada juga salah satu warga meminta untuk berfoto dengan pose bersalaman.
Bupati Agus Bastian mengungkapkan, kirab budaya ini sebagai wujud dari kepedulian kita untuk bergembira bersama-sama merayakan ulang tahun Kabupaten Purworejo. Selain bertujuan untuk nguri-uri budaya, diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan kegiatan seperti ini.
“Antusias warga masyarakat sangat luar biasa,” ungkapnya.
Kirab Budaya merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Jadi Purworejo ke 192.
Sehari sebelumnya, tepatnya pada Minggu (26/02/2023) malam, di Pendopo Agung Kabupaten Purworejo berlangsung Pengetan Jumenengan, yang merupakan puncak dari Peringatan Hari Jadi Ke 192 Kabupaten Purworejo.
Dalam acara yang berlangsung sakral tersebut, hadir Bupati RH Agus Bastian SE MM, Wabup Hj Yuli Hastuti SH, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, Perwakilan Direktorat Event Daerah Kemenparekraf, Trindiana M Tikupasang, Pelaksana Badan Otorita Borobudur Yusuf Hartanto, Jajaran Forkopimda beserta istri, para kepala Perangkat Daerah, serta RH Budhi Sardjono BE yang merupakan keturunan RAA Tjokronegoro.
Dalam Pengetan Jumenengan menampilkan dua pagelaran sendratari utama, yaitu Beksan Kidung Cakra dan Beksan Cakra Tunggal. Beksan Kidung Cakra merupakan tarian yang ditampilkan khusus, yakni pada Pengetan Jumenengan Bupati pertama Purworejo RAA Tjokronegoro I.
Beksan Kidung Cakra merupakan karya seniman tari Purworejo Melania Sinaring Putri yang diperagakan oleh tujuh penari perempuan. Beksan Kidung Cakra merupakan tarian yang mengisahkan lingkaran kehidupan manusia yang terus berputar.
Sedangkan Beksan Cakra Tunggal merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari keberanian dan kepemimpinan tokoh Bupati pertama RAA Tjokronegoro I. Beksan Cakra Tunggal karya seniman Wibi Supri Andoko menceritakan tentang semangat keprajuritan, selalu siap berjuang untuk menjalankan tugas dan amanah dalam keadaan apapun.
Tarian ini sekaligus menggambarkan karya monumental yang diprakarsai RAA Tjokronegoro I seperti pendopo kabupaten, alun-alun, Bedhug Pendowo, dan saluran irigasi Kedung Putri. Dua tarian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Beksan Kidung Cakra mewakili kepribadian luhur, sedangkan Cakra Tunggal mengejawantahkan keluhuran tersebut, sehingga tercipta dan menghasikan sebuah karya yang agung.
Acara Pengetan Jumenengan diakhiri dengan penyerahan kekancingan oleh Bupati kepada seluruh kepala Perangkat Daerah, masing-masing berupa sebilah keris. Sedang kekancingan untuk 16 camat berupa sebilah tombak. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS