KORANJURI.COM – Keluarga besar Bhayangkari Cabang Purworejo, merasa simpati dengan nasib Teguh, bayi yang lahir tanpa kaki dan tangan, anak kelima pasangan Rambat (47) dan Ny. Mudrikah (35).
Para pengurus Bhayangkari Cabang Purworejo, yang diketuai Ny. Rani Satrio Wibowo, Rabu (28/12), melakukan anjangsana ke rumah Teguh, di Desa Sendangsari RT.3 RW.4, Kecamatan Bener.
Kedatangan istri-istri polisi ini, diterima Rambat dengan senang hati, dengan disaksikan aparat desa setempat. Melihat kondisi Teguh, ibu-ibu Bhayangkari ini merasa trenyuh.
Tak sedikit dari mereka yang berurai air mata, seakan ikut merasakan penderitaan bayi malang ini. Suasanapun semakin haru.
Dalam kesempatan itu, Rani Satrio Wibowo mengatakan, anjangsana yang dilakukan ibu-ibu Bhayangkari itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya pada Teguh, yang lahir tak sempurna.
“Dengan kondisi Teguh yang seperti ini, kami berdoa supaya keluarga ini tabah, dan bisa menyayangi Teguh dengan sepenuh hati,” kata Rani Satrio Wibowo, sambil menggendong Teguh.
Anjangsana dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Ibu ini, Bhayangkari Cabang Purworejo juga memberikan bantuan tali asih berupa barang dan sejumlah uang, yang diterima langsung oleh Rambat dan istrinya.
Mewakili keluarga, Rambat menyampaikan banyak terima kasih, atas perhatian ibu-ibu Bhayangkari Cabang Purworejo. Dia juga minta doa dan dukungan, agar bisa tabah menjalani semua cobaan tersebut.
“Ini memang takdir yang harus kami jalani,” ujar Rambat lirih. (Jon)