KORANJURI.COM – Bali kembali menjadi tuan rumah pameran kuliner Interfood 2025 yang akan diikuti oleh 17 negara dengan distributor di Indonesia.
Pameran dwi tahunan yang menghadirkan 110 perusahaan itu, memberikan peluang bagi industri hotel, restoran dan kafe (Horeka) di Bali dan Indonesia Timur.
Chief Executive Officers of Krista Exhibitions Daud Salim sebagai penyelenggara mengungkapkan, event itu mencakup segala hal terkait dengan kuliner.
“Berbagai inovasi tentang kuliner akan digelar selama event berlangsung, termasuk teknologi pangan, perlengkapan horeka, minuman hingga bahan makanan,” kata Daud di Denpasar, Senin, 25 Agustus 2025.
Daud mengatakan, festival kuliner yang digelar itu juga dihadiri oleh 40 IKM se Jawa dan Bali. Sebagai penyelenggara, pihaknya mentargetkan kunjungan 5.000 orang per hari.
Chairman of the Indonesian Association of Fishery Products Processing and Marketing Producers Budhi Wibowo Budhi Wibowo menyoroti produk ekspor perikanan yang saat ini terkendala dengan tarif resiprokal presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Padahal menurutnya, Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar untuk komoditas udang sebesar 65 persen.
“Kita mencari alternatif pasar ekspor seperti di Taiwan, Korea Selatan, dan Timur Tengah, tapi itu belum terlalu banyak,” ujarnya.
Menurutnya, event Interfood tahun ini menjadi pameran dagang yang memudahkan dalam menemukan pembeli.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana berharap, Bali menjadi hub bisnis kuliner di tanah air.
Ia mengatakan, imbal hasil keuntungan bisnis kuliner moderen di Bali lebih besar dibandingkan di Jakarta. Meskipun, jumlah usaha horeka di Jakarta lebih banyak.
“Diversifikasi di Bali lebih tinggi, orang main ke restoran hampir setiap bulan, dan memang kita juga didukung oleh wisatawan,” kata Agung Partha Adnyana.
“Bali bukan hanya sebagai tempat berlibur tapi juga tempat untuk membangun bisnis kuliner masa depan,” tambahnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace melihat, event itu memiliki efek berantai yang cukup besar.
Terutama, untuk akomodasi kamar hotel. Cok Ace mengatakan, buyers yang hadir di lokasi akan berlipat jumlahnya.
“Mereka akan melakukan sewa kamar dan kalau dikalkulasi secara kasar perputaran uangnya bisa miliaran hanya untuk kamar hotel saja,” jelas Cok Ace. (Way)