40 Persen Tamatan SMKN 3 Denpasar Lanjut Studi, Hasil TKA Bantu Arah Karir Siswa

oleh
Kepala SMKN 3 Denpasar Anak Agung Bagus Wijaya Putra - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Test Kompetensi Akademik (TKA) 2025 telah berakhir pada 9 November 2025 lalu. Namun, masih ada tahapan susulan bagi siswa yang berhalangan mengikuti pada saat pelaksanaan bersama sebelumnya.

BSKAP Kemendikdasmen menjadwalkan gelombang susulan TKA akan berlangsung pada 17-23 November 2025. Di SMK Negeri 3 Denpasar, dari hasil evaluasi sekolah, TKA berlangsung lancar meski ada satu siswa yang berhalangan hadir karena kondisi medis.

“Kita konfirmasi kepada siswa yang bersangkutan, dia tidak ikut lagi karena masih dalam masa pemulihan setelah dirawat medis,” kata Kepala SMKN 3 Denpasar Anak Agung Bagus Wijaya Putra, Rabu, 12 November 2025.

TKA sendiri bukan merupakan keharusan yang wajib diikuti oleh siswa kelas 12. Hasil TKA merupakan bahan evaluasi pembelajaran. Di SMKN 3 Denpasar, kata Wijaya Putra, 40% tamatannya memilih melanjutkan ke jenjang pendidikan S1.

Sedangkan, 50% terserap di dunia kerja dan 10% tamatan berwiraswasta. Menurutnya, TKA itu tetap penting untuk memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memilih pendidikan selanjutnya.

“Jadi kalau ada siswa kita yang mau melanjutkan hasil nilainya bisa dijadikan acuan selanjutnya, di perguruan tinggi bukan di kita. Tapi, untuk sekolah kejuruan memang arahnya bekerja, melanjutkan dan wiraswasta (BMW) ,” kata Wijaya Putra.

BMW yang menjadi arah bagi tamatan sekolah kejuruan, menurut Wijaya Putra, membekali siswa secara lengkap. Siswa tamatan sekolah vokasi memiliki kecakapan yang unggul dengan keseimbangan kemampuan yang didapat.

“Kalau pun mereka nanti mau melanjutkan, kemampuan skill nya sudah terasah di SMK, teori juga didapatkan mereka sehingga akan menjadi sangat trampil apapun pilihannya,” ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya TKA yang baru pertama digelar, siswa SMKN 3 Denpasar yang akan melanjutkan, lebih terbantu untuk menembus jenjang perguruan tinggi.

“Harapannya, siswa memilih pendidikan tinggi vokasi yang berkorelasi dengan jurusan di SMK, jadi tetap ada link and match,” kata Wijaya Putra. (Way)