KORANJURI.COM – Untuk melestarikan permainan tradisional, SMPN 15 Purworejo menggelar ‘Market Game Lesmaintra in Libels’. Dalam kegiatan yang berlangsung Rabu (21/06/2023) ini, diikuti semua siswa dari kelas 7 dan 8. Lesmaintra in Libels ini memiliki arti Lestarikan Permainan Tradisional di SMPN 15.
Dalam Market Game, sesuai namanya, Pasar Permainan, juga ada transaksi jual beli. Namun jual beli disini, adalah jual beli pengetahuan tentang jenis-jenis permainan tradisional.
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
Dijelaskan oleh Sartono, S.Pd., selaku koordinator kegiatan, dalam setiap kelas, anak-anak membentuk kelompok-kelompok, dimana pada setiap kelompok harus memilih salah satu permainan tradisional.
Permainan tradisional yang bisa dipilih, egrang bambu, sten, sudamanda, gundu, egrang batok, baling-baling, congklak, ular tangga, bekel, monopoli, cublak cublak suweng, lombat tali, dakon, rembetan, ling-lingan, bakiak, dam-daman, gasing, lurahan lidi, kotak pos, lato-lato, holahop dan lowok.
“Jadi setiap kelompok memainkan permainan yang mereka pilih. Setelah itu baru dilanjutkan dengan transaksi jual beli. Mereka juga membuka semacam stand disini,” jelas Sartono, di sela kegiatan.
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
Dalam transaksi jual beli ini, antar kelompok saling bertukar pengetahuan tentang permainan yang mereka mainkan. Misal kelompok A dengan permainan egrang, kelompok B permainan bakiak. Keduanya saling bertukar pengetahuan tentang permainan yang dimainkan masing-masing.
“Jadi misalnya kelompok A mau bermain bakiak, maka dari kelompok B akan memberikan penjelasan tentang permainan tersebut, mainnya seperti apa, caranya bagaimana. Hal-hal yang berhubungan bakiak dijelaskan semua, begitu juga sebaliknya. Ini yang disebut dengan istilah jual beli dalam Market Game ini. Dan jual beli ini bisa dilakukan antar kelompok dalam satu kelas, atau antar kelas,” ungkap Sartono, didampingi Endhang Susilowati, S.Pd.Si., Waka Kurikulum.
Dalam transaksi jual beli ini, kata Sartono, semua kelas dan siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi. Seperti halnya di kelas 8E yang memainkan bakiak, egrang, kejereng, monopoli, dakon, lato-lato dan engklek. Setiap anak atau kelompok yang melakukan transaksi jual beli di kelas ini, akan mendapat hadiah berupa jajanan.
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
Sartono menyebut, dengan kegiatan ini anak-anak bisa mengenang dan memainkan kembali permainan tradisional yang memang perlu dilestarikan. Dan dalam permainan tradisional ini, juga melibatkan fisik, sehingga sangat membantu sekali perkembangan kesehatan anak secara fisik. Secara mental juga bisa menumbuhkan karakter bergotong royong dan menumbuhkan jiwa sportifitas.
“Harapannya anak-anak paling tidak sudah tahu bagaimana cara mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Secara fisik juga ada peningkatan keterampilan dan ketangkasan, serta peningkatan mental,” jelas Sartono.
Endhang menambahkan, kegiatan Market Game ini dilaksanakan untuk mengisi waktu luang usai kegiatan pasca Penilaian Sumatif Akhir Tahun. Aneka permainan yang dipasarkan tiap kelas, dipersiapkan dari anak oleh anak dan untuk anak.
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
“Yang menarik dari Market Game game ini adalah kolaborasi setiap siswa untuk mempersiapkan dari alat permainan, area permainan, MC, penerima tamu, seksi peraga, publikasi, dokumentasi dan konsumsi,” jelas Endhang.
Dan selama siswa mengikuti kegiatan ini, mereka selalu diliputi rasa gembira dan riang, yang terlihat dari pancaran wajah para siswa ketika mereka mempersiapkan permainan dan memainkan permainan tradisional tersebut. Market Game makin seru, ketika diakhir kegiatan ada tiga permainan yang dilombakan antar kelas, yakni egrang, bakiak dan holahop.
“Dalam permainan tradisional ini selain untuk pelestarian budaya dan kearifan lokal, juga memiliki banyak manfaat, antara lain, mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, meningkatkan kreativitas, mengajarkan nilai-nilai budaya, mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, menciptakan suasana menyenangkan serta mengenalkan anak pada alam,” jelas Endhang.
Kepala SMPN 15 Purworejo, Betty Indah Daluliyah, S.Pd., M.M.Pd., menyampaikan, dengan kegiatan tersebut diharapkan juga bisa menghilangkan kejenuhan siswa dari permainan digital yang akhir-akhir ini digandringi para siswa.
Merawat dan menggali permainan tradisional, kata Betty, merupakan langkah yang tepat. Selain menyehatkan badan dan jiwa, permainan ini juga mengandung nilai-nilai luhur seperti gotong royong, sportif, rukun dan kerjasama.
“Kita akan lanjutkan kegiatan ini untuk nguri-uri permainan tradisional di Indonesia,” pungkas Betty. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
