KORANJURI.COM – 200 ekor tukik dilepasliarkan kembali ke habitat laut di Pantai Saba, Gianyar, Bali, Senin (27/10/2025). Konservasi alam itu digelar oleh Komisi IV DPR RI bersama menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Ratusan tukik yang dilepas berjenis lekang atau Lepidochelys Olivacea. Selain itu, tiga ekor penyu lekang, 5 ekor penyu hijau Chelonia Mydas dan 1 ekor penyu sisik Eretmochelys Imricata juga dilepas ke alam liar.
Satwa liar laut dilindungi ini merupakan hasil rescue dari Kelompok Pelestari Penyu (KPP), anggota dari Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali (AKPPB) yang merupakan mitra Kementerian Kehutanan.
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto atau Titik Soeharto meminta seluruh KPP di Provinsi Bali mendapatkan perhatian dan pembinaan maksimal.
“Selama ini, mereka sudah mendukung konservasi penyu di Bali,” kata Titik Soeharto.
Ratusan tukik yang dilepasliarkan merupakan hasil penetasan telur yang berasal dari rescue dari sekitar pantai di Bali.
Made Sukanta dari AKPPB mengatakan, assosiasi pelestari lingkungan itu merupakan perkumpulan dari 31 kelompok dan dibina oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
“Pembentukan asosiasi ini lahir dari semangat kebersamaan dan kepedulian untuk menjaga kelestarian penyu serta ekosistem laut yang menjadi habitatnya,” kata Sukanta.
Bendesa Adat Saba I Gusti Ngurah Mahendradinata menambahkan, KPP Saba Asri didirikan untuk menjaga populasi penyu yang terancam akibat perubahan lingkungan dan aktivitas manusia.
“Lokasi di sini selain sebagai tempat penetasan telur penyu dan pelepasan tukik tapi juga pusat pembelajaran untuk pelajar, wisatawan dan masyarakat umum,” kata Mahendradinata. (Way)





