Tak Ada Pungli di SMAN 6 Purworejo

oleh
Drs. Sukisno, M.M.Pd, Kepala SMAN 6 Purworejo - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Menanggapi adanya pemberitaan di sebuah media online tentang adanya dugaan pungli berdalih sumbangan di SMAN 6 Purworejo, dari pihak sekolah membantah keras adanya tudingan tersebut.

Disebutkan dalam pemberitaan tersebut, bahwa besarnya sumbangan ditetapkan Ketua Komite Sekolah dengan besaran Rp 1 juta/siswa per tahun, yang bisa dibayarkan secara bertahap.

“Tidak ada pungli dengan dalih sumbangan di sekolah kami, apalagi ditentukan jumlahnya. Yang ada itu infak, bukan sumbangan ataupun iuran. Dalam infak ini, tak ada paksaan, bersifat sukarela dan seikhlasnya sesuai kemampuan, serta tidak mengikat dan tidak ditentukan,” tandas Kepala SMAN 6 Purworejo, Drs. Sukisno, M.M.Pd, Jum’at (29/07/2022).

Dalam hal ini, kata Sukisno, diwujudkan dalam bentuk infak paguyuban orangtua/wali peduli pendidikan. Dalam mewujudkan itu juga ada tahapan-tahapan yang dilalui, yakni dengan mengumpulkan para orang tua/wali siswa, dihadiri Komite Sekolah.

Berbeda dengan lainnya, ungkap Sukisno, disini lebih mengutamakan berbicara dari hati ke hati. Jadi tidak secara klasikal, sekian orang dijadikan satu untuk menyetujui adanya infak ini. Sebelumnya pun, sudah mengkonsultasikan hal tersebut pada instansi terkait.

“Kami mengutamakan pada pembicaraan hati ke hati, dengan mengumpulkan orangtua/wali per dua rombel. Dari dua rombel itu kami benar-benar berbicara dari hati ke hati, dari orangtua/wali ke Komite Sekolah,” terang Sukisno sambil menyebut, yang dibicarakan juga terkait dengan beberapa kebutuhan-kebutuhan sekolah yang nantinya itu dikembalikan kepada peserta didik dalam bentuk yang berbeda.

Banyak bentuk-bentuk kegiatan siswa didanai dari Infak, dikarenakan tidak bisa didanai dari Bantuan Pemerintah (BOS dan BOP), dalam rangka meningkatkan prestasi siswa.

Bahwa infak itu juga digunakan untuk memback up beberapa kegiatan yang tidak bisa dibiayai oleh bantuan pemerintah. Contohnya beberapa kegiatan lomba-lomba atau pertandingan yang tidak berjenjang yang bersifat insidentil yang diselenggarakan oleh instansi universitas, kampus atau lainnya.

“Dan disinilah siswa SMAN 6 Purworejo sangat menggebu sekali untuk mengikuti kegiatan itu. Jika kami tak mengijinkan siswa untuk mengikuti, jelas mereka akan merasa kecewa. Dari sinilah kami berbicara dengan para orang tua/wali, dan mereka mengiyakan,” ungkap Sukisno.

Orangtua/ wali tidak keberatan dengan infak tersebut demi kepentingan prestasi peserta didik. Tidak ada paksaan, sesuai kemampuan dan kesepakatan, serta tak ada batasan kapan mau memberi infak. Bahkan yang benar-benar tidak mampu dibebaskan dari infak ini.

Dari jumlah siswa yang ada, ada sekitar 200 an yang betul-betul dibebaskan dari infak karena memang tidak mampu. Jika ada yang bersedia namun ternyata tidak membayar, tidak ada yang menagih atau memintanya. Jadi murni kesadaran orangtua/wali.

Sukisno menegaskan kembali, bahwa apa yang dilakukan pihaknya bukanlah pungli dan tidak menyalahi Permendagri, karena hal tersebut bukanlah iuran atau pungutan, tapi infak.

“Per Maret 2022, setelah keluar himbauan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jateng untuk tidak menarik iuran atau pungutan dari siswa infak tersebut dihentikan. Toh begitu, ada orangtua/wali ada yang tetap akan memberikan infak, tapi kami menolaknya,” jelas Sukisno.

Dalam kesempatan tersebut, Sukisno menghadirkan tiga orangtua/wali siswa yang dua diantaranya, Sarman warga Wonotulus serta Suryono warga Kledung Kradenan dibebaskan dari adanya infak ini, karena memang benar-benar tidak mampu.

Hal itu berbeda dengan Dewi, orangtua siswa warga Boro yang memberikan infak sebesar Rp 1,5 juta. Pemberian infak tersebut dari pengakuannya, tanpa paksaan, sukarela serta sesuai kemampuan.

Sukisno juga menyampaikan, bahwa prestasi siswa SMAN 6 Purworejo, lebih berorientasi ke olahraga. Hingga saat ini ada satu siswa yang berprestasi di cabang bola voli yang mewakili Eks Karesidenan Kedu maju ke tingkat provinsi. Siswa tersebut juga sering dipinjam oleh kabupaten lain untuk kejuaraan-kejuaraan voli. Juga, ada satu siswa berprestasi di sepak bola, dan siswa tersebut kini tengah menjalani seleksi di Persik Kediri.

“Banyak atlet berprestasi dari berbagai cabang olahraga, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Itu salah satu potensi unggulan di SMAN 6 Purworejo,” pungkas Sukisno. (Jon)

KORANJURI.com di Google News