KORANJURI.COM – Pemerintah melalui Kementerian KKP akan melakukan relokasi aktivitas perikanan dari Pelabuhan Benoa ke Pengembangan, Kabupaten Jembrana.
Kebijakan itu mengacu pada rencana pemerintah membangun Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang berlokasi di Desa Pengambengan yang akan dimulai pada November 2025.
Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta mengatakan, pelabuhan Benoa nantinya akan berdiri sebagai hub pariwisata maritim di wilayah Indonesia Timur.
“Kami sudah usulkan, Marina Pelabuhan Benoa akan jadi hub nya Indonesia Timur, dan kami sudah minta komitmen bahwa masyarakat pribumi wajib jadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Giri Prasta di Denpasar, Kamis, 24 Juli 2025.
Proyek Strategis Nasional PPN Pengambengan akan berlangsung mulai tahun-2025-2029. Relokasi aktifitas perikanan dari Pelabuhan Benoa ke PPN Pengambengan akan dilakukan pada tahun 2028.
Dengan fungsi baru sebagai pusat pariwisata maritim Indonesia Timur, kata Giri Prasta, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi baru.
“Ke depan, saya minta kepada Pelindo, masyarakat UMKM kita harus diterima dengan baik, demikian pula yang ada di Jembrana, UMKM Bali juga harus diterima dengan baik,” kata Giri Prasta.
PPN Pengambengan dirancang sebagai pelabuhan perikanan terintegrasi dan pasar ikan internasional. Infrastruktur yang ada juga dilengkapi dengan sarana perikanan tangkap moderen dan efisien.
Menurut Wagub, pembangunan yang terintegrasi itu akan menjadikannya sebagai tripartit design model dengan zona inti pelabuhan.
“Ada juga zona penunjang seperti UMKM maupun shelter tsunami. Saya lihat tadi modelnya seperti di Jepang atau Thailand, pasar ikan yang tidak ada lalatnya,” kata Giri Prasta.
PPN Pengambengan akan dibangun di atas lahan seluas 85 hektar dengan biaya pembangunan mencapai Rp1,2 triliun.
Sarana pendukung yang ada mencakup tempat pengolahan perikanan tangkap, cold storage, dermaga, docking, sentra kuliner hingga pasar moderen. (Way)