Mpati, Workshop Pendampingan Anak Penyandang Autis

oleh
Keterangan foto : Workshop yang di gelar Mpati untuk orang tua, pendamping dan pemerhati anak anak autis./ Foto koranjuri.com

KORANJURI.COM- Setiap tahun penyandang autis di Indonesia terus meningkat, hal ini dikatakan Agnes Wida, koordinator Masyarakat Peduli Autis Indonesia ( MPATI ) kota Solo, saat menggelar acara workshop pendampingan bagi orang tua, psikolog dan pemerhati anak autis, Minggu (8/7) di wisma RBM Colomadu, Surakarta.

Bertajuk ‘ Mempersiapkan remaja dengan autisme menyiasati emosi, rasa cemas dan menggali minat bakat’ Agnes berharap para peserta workshop bisa memperoleh pengetahuan mengenai persiapan orang tua dan pendidik dalam menghadapi pubertas anak atau murid penyandang autis.

Dalam workshop peserta akan memperoleh pengetahuan dan praktek penanganan anger managemen, emosi dan rasa cemas yang dapat diterapkan di rumah dan di sekolahan.

Selain itu imbuh koordinator Mpati Solo, peserta juga memperoleh tips praktis menggali minat dan bakat anak anak dengan autis .

Workshop di ikuti sebanyak 53 peserta dari berbagai daerah di Soloraya.

Mpati kata Agnes, adalah organisasi sosial peduli anak autis yang didirikan dua puluh tahun yang silam.

Selama puluhan tahun para anggotanya giat mensosialisasikan deteksi dini, sekaligus memberdayakan orang tua dan pendidik dalam mengasuh anak anak penyandang autis.

Pemberdayaan juga di lakukan oleh Mpati dan Pemerintah, dengan cara mendirikan pelayanan khusus  anak penyandang autis.

Peran Pemerintah diharapkan oleh Agnes mampu mendeteksi dini anak anak penyandang autis.di tingkat pertama, serta memberikan ruang bagi mereka untuk belajar dan berkarya seperti halnya masyarakat  pada umumnya.

Pasalnya kata Agnes, di tingkat pertama layanan kesehatan masyarakat, deteksi dini untuk anak anak penyandang autis masih minim. Hal itu di sebabkan tidak adanya tenaga medis psikiater dan dokter anak di Puskesmas.

Oleh karena itu Mpati mendorong Pemerintah melalui dinas terkait, agar menyediakan layanan deteksi dini anak autis di Puskesmas.

Mpati juga memberdayakan orang tua, pendamping dan psikiater dalam memberikan pendampingan bagi anak penyandang autis.

‘ Agar mereka mampu berinteraksi dan berkarya sebagaimana layaknya anak anak pada umumnya.’ Pungkas Agnes dalam keteranganya/ jk

KORANJURI.com di Google News