Made Suarta Siapkan Program Kerja APTISI Bali Berbasis Tri Dharma Perguruan Tinggi

oleh
Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum, Ketua Pengurus APTISI Provinsi Bali yang juga Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Usai dikukuhkan sebagai Ketua Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum. menyiapkan program kerja untuk masa kepemimpinan 2025-2029.

Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali itu menyebutkan, secara mendasar program kerja empat tahun ke depan, berbasis pada L2DIKTI, serta bersinergi dengan program kerja Gubernur Bali melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Yang saya lakukan pertama kali, melakukan konsolidasi dengan pengurus, datang ke PTS untuk silaturahmi sekaligus mohon dukungan berkaitan dengan program kerja ke depan,” kata Made Suarta, Jumat, 31 Oktober 2025.

Menurutnya, program kerja APTISI di bawah kepemimpinannya menjadi pengembangan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

“APTISI akan merangkul banyak lembaga L2DIKTI dan perguruan tinggi swasta. Selain itu, Pak Gubernur juga punya program kerja bagaimana menangani sampah, mendaur ulang sampah plastik atau menangani sampah berbasis sumber,” jelasnya.

Program penanganan sampah berbasis sumber itu akan dititipkan ke Perguruan Tinggi Swasta di bawah naungan APTISI Bali saat melaksanakan Bhakti Sosial maupun Kuliah Kerja Nyata (KKN).

“Sehingga, Tri Dharma Perguruan Tinggi jalan ketika Bhakti Sosial dan KKN, serta program pemerintah juga jalan. Kami juga akan mensosialisasikan satu keluarga satu sarjana (SKSS), dimana PTN dan PTS adalah mitra kerja dari pemerintah,” kata Made Suarta.

Langkah selanjutnya, dikatakan Made Suarta, APTISI Bali akan menggandeng Badan Riset Daerah (BRIDA) terkait sinergi di dunia penelitian.

Ia mengatakan, riset yang akan dilakukan berfokus pada dampak nyata yang yang dirasakan oleh masyarakat Bali.

“Ke depan, kami juga akan bekerja sama dengan LL2DIKTI dalam pemberian reward kepada PTS yang mampu meraih prestasi internal maupun eksternal,” jelasnya.

Karya penelitian yang dilakukan PTS menurutnya, akan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tinggi itu sendiri. Penghargaan yang diberikan kepada PTS berprestasi menjadi bagian tak terpisahkan untuk peningkatan kualitas.

Meski saat ini, dirinya tidak menampik adanya fenomena penurunan mahasiswa yang belajar di Perguruan tinggi swasta. Kondisi itu terjadi secara nasional dan terkait dengan mekanisme pendaftaran calon mahasiswa baru yang mendahulukan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH).

“Bagi PTS, kita selalu menunggu proses pendaftaran PTN selesai, baru kita membuka penerimaan mahasiswa baru, karena itu yang didapat sisa-sisa saja. Kita akan pertanyakan ke pemerintah soal itu,” jelas Made Suarta.

APTISI Bali sendiri saat ini memiliki anggota 51 Perguruan Tinggi Swasta. (Way)