KORANJURI.COM – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) menjadi ruang untuk para seniman modern dalam berkarya dengan tetap bercirikan budaya Bali. Gagasan terbentuknya FSBJ muncul dari seniman Putri Suastini Koster.
“Ada ketimpangan perhatian pemerintah terhadap seni modern, akhirnya mengerucut pada pelestarian seni tradisi. Oke, engga apa-apa,” kata Putri Koster, Rabu, 5 Juli 2023.
Gagasan itu kemudian diwujudkan dengan penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani yang menjadi wadah kesenian kontemporer. Sedangkan untuk kesenian tradisi diwadahi oleh Pesta Kesenian Bali (PKB).
Sosok Putri Koster merupakan seniman multitalenta yang telah menjalani kehidupan berkesenian cukup panjang. Di era 80 an, ia mengisi drama klasik yang disiarkan TVRI Bali hampir satu dekade.
“Saya menapaki kegiatan seni pertunjukan saat SMP dengan mengikuti teater mini,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara ‘Ngobrol Bareng Artis’.
Hingga akhirnya, saat di bangku SMA Negeri 1 Denpasar, ia pun semakin aktif dalam dunia seni peran. Tidak hanya melalui teater mini namun juga bergabung dengan teater angin yang lebih banyak mengangkat kisah drama remaja.
Kemampuan berkeseniannya tak sampai disitu. Putri Suastini Koster juga menjajal dunia tarik suara dan menelorkan belasan single. Salah satu lagu berjudul ‘Tembang Tuntang’ menjadi soundtrack atau jalur lagu sinetron berjudul ‘Cupak Gerantang’.
Di dunia kesusasteraan, Putri Suastini Koster aktif sebagai pembaca puisi. Menurutnya, awalnya hanya iseng bermain di Taman Ismail Marzuki (TIM). Kemudian berlatih vokal bersama seniman-seniman senior yang ada di TIM.
Kecintaan Putri Koster terhadap seni tradisional hingga seni modern menjadikannya sangat peduli terhadap kelangsungan seni di Bali. Di tengah kesibukannya di dunia birokrasi sebagai Ketua PKK dan Dekranasda Provinsi Bali, ia masih menaruh perhatian terhadap perkembangan dunia seni di Bali. (Way)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS
