KORANJURI.COM – Menghadiri Upacara Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan, Hari Suci Nyepi merupakan ruang spiritual bagi jiwa dan pikiran untuk dipusatkan hanya di jalan Tuhan.
“Hari Raya Nyepi sebagai wahana reflektif untuk membersihkan diri dari sifat-sifat keraksasaan (asura sampat),” jelas Lukman Hakim, Jumat (16/3/2018).
Dengan Nyepi, umat Hindu akan dapat menjalankan empat pantangan utama dalam Catur Brata Panyepian dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Empat pantangan adalah Catur Brata Penyepian yakni, Amati Lelungan, yakni tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan untuk bepergian.
Amati Lelanguan, yaitu tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan untuk bersenang-senang. Amati Karya, tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan bekerja. Serta Amati Geni, yaitu tidak menuruti keinginan untuk menyalakan api dan hawa nafsu.
“Umat Hindu yang menjalankan secara tulus Catur Brata Panyepian akan sanggup menjadikan Hari Suci Nyepi bukan sekedar menyepikan diri dengan menghentikan seluruh aktifitas rutin, tetapi memberikan kesempatan bagi Sang Diri untuk berkontemplasi secara mendalam, sebagai wahana reflektif untuk membersihkan diri dari asura sampat,” kata Menag.
“Mulat Sarira untuk Manunggaling Kawula Kelawan Gusti adalah tujuan utama Hari Suci Nyepi,” tambah Menag dihadapan ribuan umat Hindu yang memadati pelataran Candi Prambanan siang itu.
Menag mengatakan bahwa hari raya identik dengan perayaan dan hingar bingar. Sedangkan Nyepi, pada dasarnya adalah pensucian diri. Oleh karenanya, Menag lebih memilih istilah Hari Suci Nyepi dibanding Hari Raya Nyepi.
Tampak hadir dalam Upacara Tawur Kesanga yang digelar sehari sebelum Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 ini, Dirjen Bimas Hindu I Ketut Widnya, Ketua UKP-PIP Yudi Latif, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Ketua Panitia Tawur Agung Kesanga Nasional Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan, Ketua PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Kakanwil Kemenag Provinsi DI Yogyakarta M. Lutfi Hamid, Plt Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Plt Sekda, Bupati Klaten Sri Mulyani, para sulinggih, para pinandita, pimpinan majelis-majelis agama serta Forkompinda Jateng. (*)