⁠⁠⁠Pelestari Budaya Dunia dan Kontes Bonsai Nasional di Gianyar

oleh
I Wayan Artana (kanan) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – 300 jenis pohon bonsai dengan berbagai bentuk dan gaya seni terpajang diatas pilar-pilar beton di lapangan Astina, Gianyar. Selama 10 hari, Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Gianyar bekerja sama dengan Pemkab Gianyar menggelar bursa dan Kontes Bonsai Nasional.

“Biasanya bulan April bertepatan dengan HUT Kota Gianyar, tapi tahun ini bergeser karena ada event International Conference of National Trusts (ICNT) Ke-17,” jelas ketua PPBI Gianyar, Wayan Artana, Rabu, 13 September 2017.

ICNT Ke-17 dihadiri oleh 30 negara dengan
lebih dari 20 asosiasi pelestari budaya dunia yang hadir di Gianyar. Moment tersebut, dinilai Wayan Artana, menjadi waktu yang tepat untuk menggelar event kontes bonsai tahunan di Kabupaten Seni tersebut.

Bahkan, delegasi negara-negara yang hadir sempat meninjau lokasi kontes dan pameran bonsai. Disitu, kata Wayan Artana, mereka memberikan apresiasi terhadap perkembangan bonsai di Indonesia, khususnya di Kabupaten Gianyar.

“Sambutannya cukup bagus. Ada juga delegasi dari Jepang yang sempat berkunjung kemari, mereka memberikan apresiasi baik,” jelasnya.

Kontes Bonsai Nasional itu mempertandingkan 10 kelas mulai Kelas Prospek, Kelas Regional, Kelas Madya, Kelas Utama dan Kelas Bintang. Peserta berasal dari wilayah Jawa, Bali dan Lombok. Penjurian dilakukan mulai tanggal 7-9 September 2017.

Menurut ketua PPBI Cabang Gianyar yang juga Kadis Perhubungan ini, di setiap kelas yang dilombakan akan dipilih pemenang. Panitia pun menyiapkan 10 piala untuk pemenang yang masuk 10 besar. Diluar kategori 10 besar, ada piala Best ini Class atau juara I di masing-masing kelas dan piala Best in Show atau Best of the Best.

Melihat perkembangan dunia penghobi tanaman kerdil di Kabupaten Gianyar, Wayan Artana melihat peluang yang baik dengan kemunculan generasi baru di dunia seni membentuk pohon itu. Tahun ini, ada sekelompok anak muda yang secara aktif beraktifitas sebagai pegiat bonsai dalam wadah Bonsai Desa.

“Ini sangat luar biasa, karena dengan kesadaran sendiri mereka menghimpun diri dan aktif di dunia seni bonsai,” jelas Wayan Artana.

Ia berharap, aktifitas pegiat dan pelestari seni mengkerdilkan tanaman ini akan berkembang dan semakin diminati anak-anak muda. (Way)

KORANJURI.com di Google News