PDAM Purworejo Jajaki Kerjasama dengan Pemprov DIY

oleh
Direktur PDAM Purworejo Hermawan Wahyu Utomo ST Msi - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Perumda Air Minum Tirta Perwita Sari (PDAM Purworejo), sedang menjajaki kerjasama dengan Pemprov DIY. Hal itu diawali dengan pertemuan Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH pada Kamis (18/04/2024) dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Purworejo yang didampingi Pj Sekda Drs R Achmad Kurniawan Kadir MPA, Direktur PDAM Purworejo Hermawan Wahyu Utomo ST MSi dan sejumlah pejabat terkait lainnya membahas sejumlah kerjasama, salah satunya pada bidang sumber daya air.

“Dari PDAM Purworejo sedang menjajaki kerjasama dengan Pemprov DIY, salah satunya kita siap mensuplai kebutuhan air bersih di bandara YIA di Kulonprogo,” jelas Direktur PDAM Purworejo Hermawan Wahyu Utomo, Kamis (25/04/2024).

Dikatakan Hermawan, banyak yang dibicarakan dengan Sri Sultan, tidak hanya masalah air, tapi juga pengembangan kota, tol dan lainnya. Disitu variabel-variabel yang dibahas atau disampaikan supaya ada kesepakatan.

“Bagaimana kita mengefektifkan, mengefisiensikan, memaksimalkan profit, mengurangi cost dan memanfaatkan kawasan tersebut untuk masyarakat sekitar,” ujar Hermawan.

Setelah disampaikan kepada Sri Sultan, khususnya masalah sumberdaya air, sebut Hermawan, ternyata pemikiran dan pandangannya sama, sehingga beliau meminta secepatnya untuk segera direalisasikan.

Kalau dipaksakan secara egosentris suatu kegiatan, menurut Hermawan, jatuhnya harga juga sangat mahal. Karena di Purworejo mempunyai sumberdaya air yang belum dimanfaatkan dan posisinya sangat strategis.

Untuk masalah sumberdaya air, tidak bisa dipisahkan dengan batas-batas geografis administrasi. Karena sifatnya air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

“Kalau disitu dipaksakan dengan batas-batas administrasi kabupaten ataupun propinsi, disitu akan menimbulkan biaya tinggi. Karena masing-masing punya egosentris, tidak mau bekerjasama,” kata Hermawan.

Dengan jarak yang jauh sumber airnya tetap dipaksakan, terang Hermawan, padahal di propinsi atau kabupaten di sebelahnya memiliki sumberdaya air, ini tidak efisien, kurang bermanfaat untuk masyarakat dan menyia-nyiakan sumberdaya alam yang ada.

Disampaikan, untuk sumberdaya air, harus berbicara masalah zona atau kawasan. Dalam kawasan itu harus sinergis, nggak ada batasan-batasan administrasi, ada kerjasama. Sehingga sumberdaya air yang ada bisa dimaksimalkan dengan biaya rendah, lebih efisien, lebih efektif dan lebih mudah secara teknis

“Kemudian yang sangat substantif, bermanfaat bagi masyarakat di kawasan itu,” kata Hermawan.

Dari PDAM Purworejo sendiri, menawarkan lokasinya yang ada di Dadirejo dengan debit air bisa mencapai 3 ribu liter/detik. Karena itu sudah disurvey dengan lembaga penelitian dari UGM dan ternyata air tawar itu tidak dipakai pertanian dan hanya dibuang ke laut.

Padahal, menurut Hermawan , satu sisi, bandara, kawasan Bagelen, Purwodadi dan Ngombol memerlukan air bersih. Secara bijaksana seharusnya sumber itu bisa dimanfaatkan.

Meski disitu ada Bendung Bener juga tidak masalah, karena disitu daerah aliran sungai Bogowonto, yang dibawah itu juga disuplai dari beberapa sungai, diantaranya sungai Kodil, Kaligesing dan sungai-sungai lain. Jadi efek dari Bendung Bener juga tak terlalu besar di lokasi Dadirejo.

“Sehingga dengan rencana itu kita memaksimalkan atau mengefisiensikan sekaligus membuat suatu kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi masyarakat di kawasan itu,” pungkas Hermawan. (Jon)

KORANJURI.com di Google News