Koster Minta GWK Buka Pagar Tembok untuk Akses Jalan Warga

oleh
Patung ikonik Garuda Wisnu Kencana (GWK) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Gubenur Bali Wayan Koster menanggapi persoalan pemagaran rumah warga di Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan oleh pengelola Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Koster mengatakan, dirinya meminta pihak GWK membuka kembali akses warga untuk beraktifitas.

Berita Terkait
Hempasan Krismon Hingga Taipan The Ning King di Balik Berdirinya Patung GWK

“Saya saya minta ke pihak GWK agar membuka tembok itu agar akses masyarakat yang selama ini menggunakannya, ada anak sekolah, ada orang kerja, dari desa dari rumahnya, itu bisa berjalan lagi,” kata Koster di Denpasar, Senin, 29 September 2025.

Koster menambahkan, akses jalan itu sudah lama dimanfaatkan oleh warga sekitar. Pihak GWK juga tidak akan merugi dengan merelakan akses jalan itu untuk masyarakat.

Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu bangunan ikonik yang ada di Bali. Rancangan pembuatan mega proyek itu diawali di tahun 1993. I Nyoman Nuarta, seniman asal Bali dan penggagas landmark itu memperbincangkan bersama dengan Gubernur Bali pada masa itu, Ida Bagus Oka.

Gagasan itu mendapatkan dukungan dari Menteri Pertambangan dan Energi era Orde Baru, Ida Bagus Sudjana.

Di tahun 1994, dengan desain dan konsep yang lebih matang, rencana pembangunan GWK disetujui dan mendapatkan dukungan dari presiden Soeharto. Menurut Nyoman Nuarta, respon baik dari presiden Soeharto ditunjukkan dengan memberikan perintah kepada Ida Bagus Sudjana untuk mencari tenaga kerja.

Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Joop Ave masa itu, diberikan tugas mencari anggaran. Demikian halnya, Tri Sutrisno juga terlibat dalam rencana pembangunan GWK.

Namun, era selanjutnya berubah yang dibarengi krisis moneter di tahun 1998. Rencana membangun GWK kandas seiring lengsernya Soeharto.

“Kemudian tanggungjawabnya kembali pada diri saya soal kelanjutan rencana pembangunan patung GWK. Janji dari Krakatau steel pada masa itu juga tidak terlaksana seiring krismon 1998,” jelas Nyoman Nuarta.

Gagasan mendirikan patung GWK pun mangkrak selama 28 tahun. Sampai akhirnya di tahun 2013, taipan The Ning King bersedia mengucurkan anggaran melalui perusahaan dibawah bendera PT Alam Sutera Realty Tbk.

Patung GWK dirancang dengan teliti dan memenuhi standar pelayanan publik. Berbagai solusi rekayasa diterapkan dari struktur tahan gempa hingga perhitungan menahan hembusan angin.

Dari dua kali uji terowongan angin di Melbourne, Australia dan Toronto, Kanada, kulit patung akan hancur setelah mendapatkan hempasan angin dengan kecepatan 250 km per jam. (Way)