IHT SMK TI Kartika Cendekia Purworejo, Implementasikan Pembelajaran SMK PK dan SMK Penggerak

oleh
Bani Mustofa, SPd, MPd, Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng, saat membuka IHT di SMK TI Kartika Cendekia Purworejo, Sabtu (07/08/2021), didampingi Kepala Sekolah Agus Setya Ardiyanto, A.Md. - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Untuk mengimplementasikan pembelajaran sebagai SMK Pusat Keunggulan (PK) dan SMK Penggerak, SMK TI Kartika Cendekia Purworejo mengadakan IHT (In House Training) bagi para guru, yang diikuti secara daring maupun luring.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 6 – 16 Agustus 2021 ini, dibuka secara resmi oleh Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng, Bani Mustofa, SPd, MPd, Sabtu (07/08/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Bani Mustofa mengemukakan, SMK TI Kartika Cendekia harus menjalankan amanah/kepercayaan dari Dirjend Vokasi terkait dengan bantuan SMK PK dan program IHT ini, dan program-program lainnya.

“Tidak mudah mendapatkan program SMK PK ini. Selektif programnya, selektif syaratnya. Bisa didapat, salah satunya karena solidnya tim. Karena itu harus dijaga selama program berjalan, dan selama nanti diamanahi program kegiatan-kegiatan,” pesan Bani Mustofa.

Agus Setya Ardiyanto, A.Md, selaku Kepala SMK TI Kartika Cendekia Purworejo menjelaskan, bahwa program SMK Pusat Keunggulan dan Sekokah Penggerak tersebut dari Direktorat Pendidikan Kejuruan SMK dan Dirjend Vokasi Kemendikbud.

“Kita juga didampingi oleh Balai Pengembangan Mutu Pendidikan Vokasi (BPPMV) untuk kelompok Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dari Balai KPTK Gowa, Sulawesi Selatan,” ujar Agus, di sela-sela kegiatan.

Dijelaskan oleh Agus, IHT merupakan kelanjutan dari program komite pembelajaran yang sudah diikuti bulan yang lalu selama 10 hari, yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Matematika Yogyakarta yang diikuti secara daring oleh peserta dari seluruh Indonesia.

Selesai Diklat, mengimplementasikannya kepada rekan-rekan guru di sekolah. Targetnya, guru, paradigma pembelajarannya harus berubah, karena di tahun pelajaran 2021/2022, kurikulumnya berubah dari K13 menjadi Kurikulum Pusat Keunggulan.

“Guru, nantinya mempelajari filosofi pembelajaran yang memerdekakan (filosofi Ki Hajar Dewantara), terkait merdeka belajar yang diwacanakan oleh Presiden dan Kemendikbud Ristek,” ungkap Agus.

Materi yang diberikan selama IHT, menurut Agus, terkait dengan profil pelajar Pancasila, anti perundungan, gerakan sekolah menyenangkan, dan menyusun capaian pembelajaran dan modul ajar. Endingnya, akan menyusun Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), yang di K13 disebut KTSP.

Kata Agus, sebagai sekolah yang ditunjuk kementrian sebagai sekolah penggerak, khusus SMK TI di bawah bimbingan Balai KPTK Gowa, Sulsel, nantinya akan mengimbas ke 41 SMK lainnya se Purworejo.

“Program SMK PK ini, dimulai di tahun ini untuk siswa kelas X. Kelas XI dan XII masih memakai kurikulum K13. Target pemerintah, ditahun 2024, seluruh SMK se Indonesia akan menjadi sekolah penggerak dan menjalankan kurikulum SMK PK,” jelas Agus.

Dalam SMK PK, nama kejuruan yang ada di SMK TI Kartika Cendekia juga berubah. Kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan berubah menjadi program keahlian Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi. Dan kejujuran Multimedia menjadi Desain Komunikasi Visual. Sebagai pendampingnya, dari UNS, yang memiliki jurusan desain komunikasi visual. Untuk DUDI yang mendampingi, PT Mataram Surya Visi Sinema Yogyakarta.

“Untuk SMK PK, yang ditonjolkan secara kasat mata, fisik bangunan dan alat pembelajaran. Namun yang paling penting SDM nya . Mindset guru, karyawan, siswa komite, yayasan harus berubah. Mindsetnya, SMK PK yang ditonjolkan paradigma baru pembelajaran yang memerdekakan anak atau peserta didik,” pungkas Agus. (Jon)