KORANJURI.COM – Ratusan pemimpin, pemikir, dan aktivis dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Kura Kura Bali, Denpasar dalam Forum ‘Merajut Masa Depan Indonesia’, Minggu, 15 Desember 2024.
Kegiatan hari kedua Tri Hita Karana Universal (THK U) Reflection Journey itu khusus membahas persoalan yang ada di Indonesia.
Dewan Pembina United In Diversity Foundation (UID) Mari Elka Pangestu mengatakan, para pemangku kepentingan yang hadir berkomitmen dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Upaya yang dilakukan menekankan pada nilai-nilai Tri Hita Karana sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan masa kini,” kata Mari Elka Pangestu di Denpasar.
Menurutnya, Tri Hita Karana sejalan dengan prinsip-prinsip SDGs, yang mengutamakan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
“Kita dapat berkontribusi secara signifikan dalam mencapai tujuan global tersebut,” ungkapnya.
Untuk mencapai visi itu diperlukan kolaborasi dari seluruh elemen mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sipil. Sinergi yang erat, kata Mari Elka, jadi kunci untuk mengatasi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, kesenjangan, dan disrupsi teknologi.
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid yang turut hadir mengatakan, ragam budaya, suku, agama, hingga adat membuktikan perbedaan di Indonesia menjadi kekuatan untuk saling memahami dan menghargai.
Menurut Meutya, dukungan terhadap forum tersebut dianggap penting untuk menghadapi kondisi global yang semakin kompleks.
“Tantangan-tantangan ini menuntut kita untuk mencari solusi yang tidak hanya berakar pada inovasi, tetapi juga pada nilai-nilai toleransi, kolaborasi, dan kemanusiaan,” kata Meutya Hafid.
Acara yang berlangsung di Three Mountains, Kura Kura Bali, Pulau Serangan, Denpasar itu, diawali dengan doa bersama lintas agama.
Para tokoh nasional kemudian berbagi pandangan mendalam dalam diskusi yang membahas isu strategis yang dihadapi bangsa.
Ketua Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) Tantowi Yahya mengatakan, pertemuan dalam forum itu bukan saja berkumpul tapi menjadi momen untuk terhubung dan menggali tujuan bersama.
‘Merajut Masa Depan Indonesia’, kata Tantowi, menjadi upaya berkelanjutan dari UID sejak tahun 2018. Melalui berbagai inisiatif, UID berupaya mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan.
“Kehadiran para tokoh bangsa, tokoh agama dan elemen masyarakat serta perwakilan negara dari penjuru dunia, mencerminkan komitmen kolektif kita untuk menciptakan masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan,” kata Tantowi.
Visi Indonesia Emas 2045, menargetkan pembangunan berkelanjutan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Visi
Indonesia Emas 2045 dan wariskan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Way)
