KORANJURI.COM – Desa Penglipuran menjadi magnet bagi para delegasi CHANDI Summit 2025 yang mendapatkan kesempatan berkunjung pada Jumat (5/9/2025).
Charge d’Affaires Kedutaan Besar Albania di Jakarta Nikson Ballço, mengungkapkan kekagumannya atas pengalaman perdananya berkunjung ke desa terbersih di dunia UNESCO itu.
Dia mengungkapkan, desa ramah lingkungan itu bagus untuk kesehatan mental. Hal itu berbeda dengan gaya hidup yang ia rasakan di banyak kota di Eropa.
“Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan berkunjung ke sini. Berbeda dengan gaya hidup modern yang keras di banyak kota Eropa. Saya merasa mendapat banyak wawasan baru di sini,” kata Nikson.
Desa yang menjunjung tinggi budaya tradisional, menurutnya punya keunikan dalam aktifitas sehari-hari. Berbeda dari peradaban bangsa lain.
“Saya pikir semua orang harus melihat Desa Panglipuran untuk merasakan pengalaman berharga yang saya dapatkan di sini,” ungkap Nikson.
Rasa kagumnya juga diungkapkan ketika merasakan lanskap desa yang dikelilingi pohon bambu.
Konservasi hutan bambu seluas 75 hektare, yang dijaga ketat melalui aturan adat. Kawasan ini dianggap sakral dan pemanfaatannya dibatasi secara kolektif.
“Bagi saya seperti surga, budayanya otentik, berbeda dengan apa yang kami temui di Eropa. Saya sangat terkesan, ini pasti akan menginspirasi masyarakat di negara saya,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Rachman.
Ia melihat Desa Penglipuran sebagai model nyata dari pelestarian budaya yang berpadu dengan kearifan lokal.
“Saya melihat Desa Penglipuran bukan hanya sebagai destinasi wisata, tapi contoh nyata masyarakat menjaga harmoni antara tradisi, lingkungan, dan kehidupan modern,” kata Rachman.
“Agar warisan budaya tetap lestari sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” tutupnya.
Kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran menjadi salah satu rangkaian CHANDI 2025. Kunjungan itu mencerminkan praktik nyata diplomasi budaya Indonesia melalui pengalaman langsung merasakan budaya berkelanjutan yang ramah lingkungan. (Way)
